Disabilitas

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta Melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA), menggelar workshop intensif bertema “Layanan Disabilitas di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta” di Ruang Rapat FIKes, Rabu (08/10/25).

Langkah ini menegaskan bahwa kampus ini tidak mau menjadi yang utama dalam urusan pendidikan inklusif. Sebanyak 45 peserta ‘digembleng’ untuk memahami konsep, dasar hukum pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD), hingga langkah-langkah teknis implementasinya di perguruan tinggi.

Disabilitas

Kepala BKA UNISA Yogyakarta, Yekti Satriyandari, S.ST, M.Kes, memberikan pernyataan tegas. Menurutnya, keberadaan ULD di UNISA Yogyakarta nantinya bukan sekadar untuk memenuhi tuntutan regulasi semata.

“Ini adalah bentuk tanggung jawab moral universitas. Kami wajib menjamin hak belajar yang setara bagi semua mahasiswa, tanpa kecuali,” ujar Yekti.

Untuk mengungkap tuntas konsep ini, UNISA Yogyakarta menghadirkan pakar di bidangnya, Prof. Dr. Ishartiwi, M.Pd. sebagai narasumber utama. Ishartiwi membedah tiga topik krusial: konsep dasar pendidikan inklusif, strategi jitu pembelajaran adaptif, serta cara mengidentifikasi kebutuhan spesifik siswa penyandang disabilitas.

Sesi workshop tak hanya berjalan satu arah. Para peserta yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan ini terlibat aktif dalam sesi diskusi dengan narasumber. Mereka tampak antusias mempersiapkan langkah konkret agar UNISA Yogyakarta benar-benar menjadi rumah yang ramah dan setara bagi seluruh sivitas akademika, membuktikan bahwa inklusivitas adalah sebuah keharusan, bukan pilihan.

Global

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali membuktikan keseriusannya untuk Go Global. Tak hanya unggul di dalam negeri, UNISA juga aktif memperluas kiprah internasional dengan berpartisipasi dalam Pameran Pendidikan Tinggi Indonesia 2025 yang digelar di Pusat Budaya Indonesia, Dili, Timor-Leste, pada 28–30 Oktober 2025.

Kegiatan ini merupakan inisiatif strategis dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Timor-Leste, bekerja sama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan, serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Kehadiran para pejabat tinggi ini menandakan kuatnya dukungan diplomasi pendidikan Indonesia di kawasan Asia Tenggara.

Go Global

Sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki komitmen internasionalisasi, UNISA Yogyakarta hadir untuk memperluas jejaring global sekaligus membuka akses pendidikan bagi calon mahasiswa dari negara-negara Global South, terutama Timor-Leste.

Booth UNISA Yogyakarta menjadi salah satu yang paling ramai dikunjungi. Tim UNISA melayani berbagai kebutuhan informasi mulai dari konsultasi akademik, pendaftaran langsung di tempat (on-site registration), hingga tes masuk instan. Namun, daya tarik utama tentu datang dari program Global Aisyiyah Scholarship (GAS) yaitu beasiswa prestisius yang dirancang khusus bagi pelajar internasional.

Program GAS menjadi wujud nyata komitmen UNISA Yogyakarta dan ‘Aisyiyah dalam memperkuat peran perempuan, isu kesehatan berkelanjutan, serta kemanusiaan lintas bangsa.

Kepala Biro Kerjasama dan Urusan Internasional UNISA Yogyakarta, Dr. Hilmi Zadah Faidullah, menyampaikan bahwa partisipasi UNISA di Dili membawa misi besar.

“Kehadiran UNISA di Dili adalah bagian dari misi UNISA Yogyakarta dan `Aisyiyah untuk berbagi ilmu, nilai kemanusiaan, dan pemberdayaan perempuan di tingkat global,” ujar Hilmi.

Dengan semangat “Dari `Aisyiyah untuk Dunia”, UNISA Yogyakarta terus memperluas kiprahnya menjadi kampus unggul yang siap memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan di kawasan Asia Tenggara.

Talkshow

Ada pemandangan berbeda di ruang sidang gedung Siti Moendjijah, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Selasa (28/10/25). Industri cat, Avian Brands, hadir di talkshow kampus untuk membagikan rahasia industrinya kepada 75 mahasiswa Program Studi Arsitektur.

Kedatangan Avian Brands ini merupakan bagian dari campus roadshow bertajuk “Coloring The Future 2025”. Tak sekadar talkshow biasa, acara ini juga dikemas lengkap dengan sesi Painting Experience yang membiarkan mahasiswa merasakan langsung aplikasi produk.

Talkshow

Kegiatan ini menyasar khusus mahasiswa Arsitektur dari semester 3, 5, dan 7, yang notabene akan segera bersentuhan langsung dengan dunia konstruksi dan desain material.

Avian Brands menurunkan dua jagoannya sebagai narasumber. Mereka adalah Regina Sukoco dan Suyanto Hadi, yang menjabat sebagai Marketing Manager. Keduanya membedah tuntas bagaimana inovasi cat dapat mempengaruhi estetika dan fungsionalitas sebuah bangunan.

Dosen Program Studi Arsitektur FST UNISA, Ar. Hendratmo Cesmamulya, S.Ars., M.Arch., IAI, mewanti-wanti para mahasiswa yang hadir untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Ia menegaskan bahwa ilmu dari praktisi industri sangat vital.

“Manfaatkan kesempatan ini! Ikuti dan simak baik-baik paparan dari narasumber, karena keilmuan mereka ini sangat terkait dan relevan dengan dunia kearsitekturan yang sedang kalian tekuni,” ujar Hendratmo dalam sambutannya.

Benar saja, antusiasme mahasiswa langsung meledak. Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, menunjukkan rasa penasaran tinggi dari para calon arsitek ini. Mereka tampak berebut bertanya seputar tren warna masa depan, teknologi cat ramah lingkungan, hingga tantangan aplikasi material di lapangan. Kolaborasi ini sukses menjembatani teori kampus dengan realitas industri.

Umroh

Kabar membahagiakan sekaligus mengharukan datang dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Sebagai bentuk apresiasi tertinggi terhadap loyalitas pegawai, UNISA Yogyakarta memberangkatkan sembilan pegawainya untuk menunaikan ibadah umroh ke Tanah Suci, Selasa (28/10/25).

Penghargaan (reward) prestisius ini diberikan bukan tanpa alasan. Kesembilan pegawai tersebut, baik dari kalangan dosen maupun tenaga kependidikan, telah terbukti setia mengabdi dan berdedikasi penuh memajukan UNISA Yogyakarta selama 15 tahun.

Umroh Pegawai UNISA

Program kesejahteraan pegawai ini merupakan salah satu program kerja unggulan dari Biro Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) UNISA Yogyakarta.

Kepala BPSDM UNISA Yogyakarta, Muhamad Salisul Khakim, S.IP., M.Sc, menegaskan bahwa penghargaan ini memiliki dua tujuan mulia yang saling berkaitan: spiritualitas dan loyalitas. Menurutnya, ini adalah investasi jangka panjang universitas untuk sumber daya manusianya.

“Tujuan utama penghargaan umroh ini adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT bagi para dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan UNISA Yogyakarta,” ujar Salis saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan, program ini juga dirancang secara strategis untuk memperkuat ikatan batin pegawai dengan institusi.

“Selain meningkatkan ketaqwaan, program ini tentu bertujuan untuk meningkatkan dan memperkuat loyalitas bagi pegawai yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga mereka,” jelasnya.

Langkah UNISA Yogyakarta ini menuai apresiasi karena dianggap sebagai bentuk penghargaan yang tidak hanya bernilai materi, tetapi juga spiritual yang mendalam. Diharapkan, program ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh pegawai untuk terus memberikan kinerja terbaiknya.

Silent killer

Ancaman silent killer alias hipertensi kini tak hanya mengintai orang tua. Data Riskesdas 2018 mencatat, sekitar 8,3% remaja Indonesia usia 15-17 tahun sudah mengalaminya. Merespons kondisi darurat ini, tim pengabdian masyarakat dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta blusukan ke Asrama Putri Mahasiswa Pimpinan Wilayah Tabligh Muhammadiyah  (PUTM) Sleman, Yogyakarta, Jumat (24/10/25).

Tim kesehatan dari program studi Fisioterapi UNISA Yogyakarta ini menggelar pengabdian masyarakat yang fokus pada promosi dan skrining kesehatan. Tujuannya meningkatkan literasi kesehatan remaja putri agar terhindar dari hipertensi sejak dini.

Kegiatan ini menghadirkan pemateri Indriani, SKM., MSc, serta tim kesehatan yang dipimpin Veni Fatmawati, M.Fis, bersama lima mahasiswa Fisioterapi. Mereka langsung memberikan edukasi promotif dan preventif. Tak hanya teori yang diberikan, para remaja putri di asrama langsung dicek kesehatannya satu per satu, meliputi pengukuran tekanan darah, berat badan, dan indeks massa tubuh (IMT).

Ustadz Asep Rahmat Fahzi, S.Th.i, M.Pd., mewakili pimpinan PUTM, menyambut hangat aksi ini. Ia mengapresiasi kerja sama yang terjalin, khususnya dalam peningkatan literasi kesehatan para santriwati.

Bahaya Silent Killer pada Remaja Putri

Fokus pada remaja putri ini bukan tanpa alasan. Hipertensi esensial pada remaja sering tidak disadari karena gejalanya minimal, padahal bisa berlanjut hingga dewasa dan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

“Kondisi ini disebut silent killer karena bisa berakhir pada komplikasi penyakit berat seperti penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal di kemudian hari jika tidak dicegah,” ungkap Indriani dalam paparannya.

Ia menambahkan, “Khususnya untuk remaja putri, ini berisiko terjadinya hipertensi dan diabetes selama kehamilan yang sangat berbahaya bagi kesehatan ibu dan anak.”

Faktor risikonya beragam, mulai dari genetik, pola hidup tidak sehat, kurang gerak, konsumsi garam berlebih, obesitas, hingga stres.

“Penting untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur, melakukan aktivitas fisik, pola makan sehat rendah garam, dan manajemen stres. Jika sudah terjadi, segeralah ke dokter,” tegas Indriani.

Skrining kesehatan ini diharapkan memberikan gambaran nyata status kesehatan peserta dan memotivasi mereka untuk menerapkan gaya hidup sehat.