Jadi cuan

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta membawa inovasi kreatif ke Dusun Nogosari 1, Sleman. Pada Jumat (29/8), mereka menggelar “Pelatihan Ecoprint di Totebag Kanvas”, sebuah program untuk memberdayakan warga dengan keterampilan ramah lingkungan yang bernilai ekonomi.

Kegiatan ini bertujuan mengenalkan teknik ecoprint, yaitu metode mencetak motif pada kain menggunakan daun dan bunga alami. Para peserta, yang didominasi ibu-ibu, diajak langsung praktik mulai dari memilih daun, menatanya di atas tas kanvas, hingga teknik memukul perlahan untuk memindahkan corak alami ke kain.

Warga tampak antusias saat melihat dedaunan di sekitar mereka bisa diubah menjadi motif-motif cantik pada totebag. Mereka tidak hanya belajar, tetapi juga langsung membawa pulang hasil karya masing-masing.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ririn Wahyu Hidayati, S.ST., M.K.M., mengatakan bahwa pelatihan ini lebih dari sekadar kegiatan seni. Menurutnya, ecoprint membuka peluang ekonomi kreatif bagi warga.

“Melalui ecoprint, masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya alam di sekitar menjadi produk bernilai jual. Harapannya, ini dapat menjadi alternatif usaha kecil bagi warga,” ujar Ririn.

Kepala Dukuh Nogosari 1, Fitri Ningsih, turut mengapresiasi program ini. Ia berharap keterampilan baru ini bisa dikembangkan menjadi usaha bersama di kemudian hari. Inisiatif mahasiswa KKN UNISA Yogyakarta ini menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan masyarakat bisa dimulai dari hal-hal sederhana di lingkungan sekitar.

Angka cerai

Prihatin dengan tingginya angka perceraian, tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta turun tangan. Mereka melatih 20 ibu-ibu dari Cabang ‘Aisyiyah Dukun, Magelang, untuk menjadi Kader Keluarga Sakinah Berencana (KKSB).

Kegiatan bertajuk Training of Trainer (TOT) yang digelar pada Sabtu (5/9) ini bertujuan membekali para kader dengan keterampilan untuk mendampingi masyarakat, khususnya pasangan yang menikah di usia muda, guna mencegah perceraian.

Ketua Tim PKM, Dr. Yuli Isnaini, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat., mengungkapkan bahwa Kecamatan Dukun dipilih karena data perceraian di wilayah tersebut cukup tinggi. Menurutnya, pernikahan dini tanpa persiapan matang menjadi salah satu faktor utama pemicu keretakan rumah tangga.

“Generasi muda menjadi target utama karena banyak kasus pernikahan dini dengan usia yang kurang persiapan dan minim pendampingan. Hal tersebut menjadi faktor utama tingginya angka perceraian,” jelas Yuli dalam keterangannya.

Para kader KKSB ini diharapkan menjadi agen perubahan yang aktif membina kelompok rentan. Setelah pelatihan ini, program akan dilanjutkan dengan pembentukan Komunitas Keluarga Sakinah Berdaya (KKSB) dan pendampingan berkelanjutan.

Mahasiswa yang terlibat, Khoirul Wildan, mengaku mendapat wawasan baru dari kegiatan ini.

“Meskipun kami belum berkeluarga, wawasan kami semakin terbuka tentang cara membangun keluarga sakinah di masa depan,” ujarnya.

Inisiatif ini merupakan langkah nyata UNISA Yogyakarta untuk memperkuat ketahanan keluarga dan menekan angka perceraian di tingkat akar rumput.

Risiko hipertensi

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 49 Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar penyuluhan kesehatan tentang risiko hipertensi dan gizi seimbang untuk warga Dusun Gentingan, Sidoagung, Sleman. Kegiatan yang digelar pada Rabu (3/9/2025) ini bertujuan meningkatkan kesadaran warga akan bahaya tekanan darah tinggi dan pentingnya pola makan sehat.

Program ini diinisiasi setelah melihat masih banyaknya warga yang belum memahami faktor risiko hipertensi dan bagaimana kebiasaan makan sehari-hari dapat memengaruhinya. Oleh karena itu, edukasi ini menjadi langkah preventif yang efektif dan mudah diterapkan.

Dalam penyuluhan tersebut, mahasiswa tidak hanya memberikan materi secara satu arah. Warga diajak berdiskusi, bertanya jawab, hingga praktik langsung cara mengukur tekanan darah yang benar. Mahasiswa juga menyediakan poster informatif sebagai panduan praktis bagi warga.

Darsono selaku ketua RW 06 Dusun Gentingan menyambut baik kegiatan ini. “Kegiatan ini menambah wawasan warga mengenai cara mengelola kesehatan. Saya berharap program seperti ini terus dikembangkan,” ujarnya.

Antusiasme warga terlihat jelas dari partisipasi aktif mereka. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Erni Saharuddin S.SOS., MPA., menambahkan bahwa kegiatan ini membangun kesadaran masyarakat untuk lebih peduli pada pola makan dan pentingnya pemeriksaan kesehatan sejak dini.

“Keterlibatan aktif warga adalah kunci keberhasilan program ini. Kami berterima kasih atas antusiasme mereka,” kata ketua kelompok KKN, Muhammad Agyl Aulia Al Ghiffari.

Melalui program ini, UNISA Yogyakarta turut mewujudkan komitmennya dalam program Kampus Berdampak, di mana perguruan tinggi menjadi agen perubahan positif di bidang kesehatan masyarakat.

Malaysia

Suasana internasional kembali terasa di Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dengan kedatangan rombongan dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia. Sebanyak tujuh mahasiswa dan dua dosen pendamping akan mengikuti program “International Inbound Mobility” yang berlangsung selama lima hari, dari Senin (8/9) hingga Jumat (12/9).

Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang komprehensif. Para peserta tidak hanya akan mendalami ilmu di dalam kelas, tetapi juga akan terjun langsung ke lapangan untuk melihat praktik keperawatan di Indonesia. Agenda menarik seperti kunjungan rumah sakit (Hospital Visit) di PKU Muhammadiyah Gamping dan program pengabdian masyarakat di SMK Negeri 2 Godean telah disiapkan.

Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Kesehatan UNISA Yogyakarta, Wantonoro, Ph.D., menyambut hangat kedatangan delegasi UiTM. Ia menyatakan bahwa kerja sama ini akan berjalan dua arah.

“Selamat datang. Dari sekian banyak universitas, UNISA Yogyakarta jadi pilihan. Tahun depan, giliran kami yang akan mengirimkan mahasiswa ke UiTM dalam program yang sama, tidak hanya dari keperawatan,” ucap Wantonoro.

Di sela-sela kegiatan akademik, para mahasiswa UiTM juga akan diajak berkeliling untuk mengenal kekayaan budaya Yogyakarta. Ts. DR. Sharifah Shafinaz binti SH Abdullah, salah satu dosen pendamping dari UiTM, menjelaskan bahwa tujuan utama mereka adalah belajar ilmu keperawatan sekaligus mendapatkan pengalaman langsung di rumah sakit Indonesia.

Kunjungan ini diharapkan menjadi awal dari kolaborasi yang lebih luas, tidak hanya sebatas pertukaran mahasiswa, tetapi juga merambah ke ranah riset bersama dan publikasi ilmiah untuk pengembangan ilmu keperawatan di kedua negara.

Diskusi fatwa 1

Seiring pesatnya perkembangan teknologi kesehatan, muncul berbagai pertanyaan krusial yang membutuhkan jawaban dari sudut pandang syariah. Menjawab tantangan ini, Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah mengambil langkah penting dengan menggelar Diskusi Fatwa Tarjih mengenai tiga isu mendesak: hukum Bank ASI, penggunaan stem cell (sel punca) untuk kesehatan, dan perlakuan terhadap sisa embrio dari program bayi tabung.

Acara yang diinisiasi oleh Majelis Tabligh dan Ketarjihan serta Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah ini berlangsung di Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta pada 11-12 September 2025. Diskusi ini bertujuan memberikan kepastian hukum dan tuntunan bagi umat Islam di Indonesia.

Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., dalam sambutannya menegaskan relevansi diskusi ini. Ia mencontohkan keinginan kampusnya untuk membangun laboratorium stem cell, yang memunculkan pertanyaan mendasar mengenai kebolehannya dalam Islam.

“Kami ingin memiliki laboratorium stem cell, kemudian muncul pertanyaan apakah dari majelis tarjih stem cell ini boleh kita lakukan,” ujar Warsiti.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, Muhamad Rofiq Muzakkir, Lc., M.A., Ph.D., menjelaskan bahwa isu-isu modern ini sangat kompleks dan tidak bisa dijawab oleh satu ahli saja. Oleh karena itu, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah selalu mengedepankan ijtihad kolektif.

“Ijtihad harus dilakukan secara interdisipliner, gabungan dari berbagai keahlian yang paham fikih dan paham dalil,” tutur Muzakkir.

Diskusi yang dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Dr. Apt. Salmah Orbayinah, M.Kes., ini diikuti oleh 96 peserta dari seluruh Indonesia secara hybrid. Hasil dari diskusi ini sangat dinantikan sebagai fatwa yang akan menjadi panduan konkret bagi masyarakat.