Oleh: Dr Haedar Nashir, MSi
Hari ini dalam hitungan Hijriyah Muhammadiyah bermilad ke-110. Suatu perjalanan panjang dari gerakan Islam yang memelopori kebangkitan dakwah dan tajdid atau pembaruan. Sejarah menunjukkan ketika umat Islam pada abad ke-19 masih terkungkung dalam stagnasi atau kepasifan dan ortodoksi atau kejumudan maka di akhir abad itu Muhammad Darwisy atau Ahmad Dahlan muda memelopori pembaruan. Pembaruan dalam dakwah dan pemikiran.
Maka sejak awal abad ke-20 tepatnya pada tahun 1912 kyai muda dari Kauman Yogyakarta itu bersama para koleganya mendirikan Muhmmadiyah. Melalui Muhammadiyah lahirlah usaha-usaha dakwah ke ruang publik yang dinamis atau progresif seperti gerakan Al-Ma’un dan Penolong Kesengsaraan Oemat (PKO) melalui pendirian poliklinik, rumah yatim dan miskin, pengajian-pengajian yang terorganisasi, gerakan ZIS, pengorganisasian haji, dan sebagainnya.
Demikian pula dengan pelurusan arah kiblat, pendirian sekolah modern termasuk Muallimiin Muallimaat, berdirinya ‘Aisyiyah, gerakan kepanduan, dan diskusi-diskusi publik yang menggambarkan pembaruan pemikiran atau tajdid.
Gerakan Muhammadiyah awal itu mendobrak tradisionalisme, konservativisme, dan stagnasi umat Islam. Di kemudian hari Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan reformisme dan modernisme Islam, yang menunjukkan gerakan pembaruan dalam dakwah dan pemikiran yang sesuai dengan tantangam zaman sekaligus memberikan jawaban Islam sebagai Agama yang berkemajuan.
Kini Muhammadiyah dengan seluruh komponen organisasi di dalamnya telah berkembang pesat dan maju, termasuk amal usahanya. Sumberdaya insani yang dimiliki Muhammadiyah pun luar biasa. Peran keumatan dan kebangsaan pun dijalankan dengan baik. Namun bersama dengan itu masalah dan tantangan yang dihadapi juga tidak kalah berat dan kompleks baik dalam internal Muhammadiyah, keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta. Persaingan dengan organisasi lain dalam spirit fastabiqul khairat juga makin tinggi dan terbuka.
Sementara tuntutan terhadap Muhammadiyah semakin tinggi pula. Dalam beberapa hal Muhammadiyah ketinggalan atau kalah langkah dari lainnya.
Karenanya dalam Milad hijriyah ke-110 ini penting bagi seluruh anggota, kader, dan lebih-lebih para pimpinan di seganap tingkatan dan lingkungan Persyarikatan bermuhasabah untuk meningkatkan gerak kemajuan Muhammadiyah.
Lebih khusus bagi para kader dan pimpinan penting bertanya pada diri sendiri bagaimana meningkatkan komitmen dan ghirah berkhidmat memajukan Muhammadiyah di masing-masing tempat berkiprah. Adakah sudah memberikan pengkhidmatan yang lebih dari tenaga, pikiran, dan ikhtiar dalam memajukan Muhammadiyah.
Di era medsos jangan sampai merasa telah berbuat hanya dengan sibuk bermedsos, sementara tugas-tugas utama memajukan Muhammadiyah tidak tertunaikan dengan maksimal. Melalui medsos bahkan harus dikembangkan tabligh alternatif, sehingga produktif, bukan menjadi konsumen lebih-lebih sekadar hal-hal yang kurang bermakna. Medsos harus dijadikan media dakwah Muhammadiyah yang berkemajuan. Lebih dari itu bagaimana melalui langkah-langkah nyata memajukan tabligh, tarjih, pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan gerak Muhammadiyah lainnya yang semakin berkemajuan. Di usianya yang ke-110, Muhammadiyah jangan seperti genangan danau, yang tampak besar dan indah dari luar, tetapi tidak berubah dan melahirkan perubahan yang berkemajuan. Kuncinya pada komitmen, ghirah, dan langkah dinamis dari para anggota, kader, dan pimpinannya yang berkemajuan!
Dr Haedar Nashir, MSi, Ketua Umum PP Muhammadiyah
Sumber : http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-17287-detail-110-tahun-perkokoh-ghirah-dan-gerak-bermuhammadiyah.html
Rektor Universitas `Aisyiyah Yogyakarta Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat melepas mahasiswanya yang akan diterjunkan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di halaman depan kampus Unisa Yogya, Sabtu (3/8).
Tahun ini merupakan tahun pertama UNISA mengadakan KKN secara serentak, karena tahun- tahun sebelumnya KKN hanya diikuti oleh satu Fakultas saja, dan sekarang dari Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes), Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum), dan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) semua berpartisipasi pada tahun ini.
KKN ini akan diikuti oleh 650 mahasiswa yang dibagi atas 68 kelompok, yang akan mengadakan KKN di empat Kabupaten dan kota di DIY. Tema yang di usung yaitu Pemberdayaan Masyarakat Menuju Masyarakat Yang Qoriyah Thoyibah.
Dalam sambutanya Warsiti mengatakan bahwa KKN merupakan bentuk dari implementasi atas ilmu yang didapat dari perkuliahan untuk diabdikan kepada Bangsa melalui kolaborasi dan teamwork yang solid, serta menjadi wahana berkiprah untuk menumbuhkan empati dan kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan riil di masyarakat.
“Selain terjun langsung berpartisipasi memberi ide, inovasi dan gagasan serta bagaimana menggali potensi yang dimiliki desa, KKN yang akan kalian jalankan ini merupakan kenyataan dari apa yang kalian dapatkan yaitu yang pertama adalah bentuk implementasi dari ilmu yang kalian dapatkan selama perkuliahan, yang kedua bentuk pengabdian kalian kepada bangsa, dan yang ketiga yaitu kolaborasi atau kerjasama,” Ungkapnya.
Rektor UNISA juga menyampaikan bahwa masyarakat merupakan sebagai wadah pembelajaran yang nyata bagi para peserta untuk mengabdikan ilmunya, KKN sebagai misi kader mubaligh dan mubaligot Aisyiyah, menjadi pemberi solusi dan pengemban dakwah.
Selain itu Warsiti juga berpesan kepada para peserta untuk selalu memperhatikan norma dan nilai dalam masyarakat, menjaga nama baik almamater serta menghargai perbedaan dan mengemban misi mewujudkan visi.

Address
Kampus Terpadu:
Jl. Siliwangi (Ring Road Barat) No. 63 Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. 55292
Telepon: (0274) 4469199
Fax.: (0274) 4469204
Email: info@unisayogya.ac.id
Campus I:
Jl. Munir 267 Serangan, Ngampilan, Yogyakarta.
Telepon: (0274) 374427
Office Working Hours
Monday-Saturday: 08:00-15:00 WIB
Certification























