2

Berdasarkan pengkajian data yang telah dilakukan mahasiswa DIII kebidanan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta di Kelurahan Ngampilan, didapatkan bahwa kurang lebih 50% dari warga kelurahan Ngampilan belum melakukan kebiasaan olahraga rutin setiap minggunya. Kesadaran masyarakat mengenai kesehatan masih rendah terlihat pada kebiasaan masyarakat apabila merasa tidak ada keluhan dalam tubuhnya.  Mereka yakin tubuhnya sudah sehat, padahal belum tentu seperti demikian. Read more

Program Studi Ners Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, meraih nilai rata-rata terbaik ke II Regional VIII  pada uji kompetensi nasional Ners periode Maret 2016.

Menurut Ketua Prodi Ilmu Keperawatan, Ruhyana, MAN., dalam Uji kompetensi tersebut, Prodi Ners UNISA berhasil meraih kelulusan 86%. Tahun depan diharapkan kelulusan mencapai 100%. Uji Kompetensi nasional ini sebagai upaya mencapai indikator kualitas mutu institusi. Read more

Rahmi Hayati, SST.,  lulusan Bidan ‘Aisyiyah tahun 2003 berhasil meraih juara 1 Bidan Delima Nasional. Penghargaan  Bidan Delima Award ke-3 Tahun 2016 ini diterima saat Pertemuan Rakernas IBI di Kota Batam Propinsi Kepulauan Riau (30/10). Read more

Temasek Foundation Singapore berkunjung ke Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Selasa (25/10). Mereka melakukan kunjungan dalam rangka untuk mengetahui impact nursing project di UNISA. Read more

              Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan International Conference On Maternal, Child, and Family Health 2016 pada Rabu-Kamis 19-20 Oktober 2016. Sebagai fasilitas penunjang bagian dari International Conference, mahasiswa UNISA yang tidak menjadi peserta konferensi, mengikuti studium general (kuliah umum) dengan tema Ilmu Keperawatan dan Teknologi Dalam Pemanfaatannya Untuk Perawatan Manusia. Studium general dilaksanakan pukul 10.00 WIB di tempat terpisah dari konferensi internasional yaitu di Auditorium Gedung B, Kampus Terpadu UNISA. Studium general dihadiri oleh 350 mahasiswa dari berbagai latar belakang pendidikan, khususnya kesehatan yaitu: S1 Ilmu Keperawatan, S1 Fisioterapi, D3 Kebidanan, dan D4 Bidan Pendidik. Narasumber utama stadium general adalah Prof. Dr. Tetsuya Tanioka dari Tokushima University (Jepang). Tetsuya memamparkan bahwa kebutuhan mesin pendukung aktifitas keperawatan semakin meningkat hingga hari ini, meskipun penggunaan teknologi robotic sudah digunakan manusia di beberapa hal.

                 Perkembangan zaman mempengaruhi percepatan perkembangan teknologi mesin dari analog ke digital. Teknologi digital tersebut kemudian berkembang menjadi mesin pembantu manusia yang kemudian disebut “humanoid robots”. Hal ini membuat para ilmuwan khususnya yang  berorientasi bisnis industri berlomba-lomba menciptakan robot yang mampu menjalankan program selayaknya manusia dalam kehidupan sehari-hari. Humanoid robot tersebut berkembang pesat dengan munculnya teknologi Artificial Intelligent (AI) yang dijadikan sebagai program komputer yang mampu meniru aktitifas manusia. Perkembangan ilmu keperawatan juga dipengaruhi perkembangan humanoid robots tersebut, hal ini berdasarkan pada fakta di lapangan muncul “Robot Perawat” yang bertugas sebagai perawat di Rumah Sakit dengan menjalankan tugas-tugas keperawatan seperti yang dilakukan perawat manusia. Robot Perawat di Jepang sudah mulai digunakan dalam praktek klinik medis di berbagai instansi kesehatan. Lain halnya dengan Indonesia, penggunaan Robot Perawat masih menjadi kontroversi. Robot Perawat masih perlu dikaji ulang tentunya dalam hal isu etika dan rasa empati buatan pada robot yang dianggap tidak bisa sepenuhnya memahami kondisi dan situasi pasien.