Ketum PP Muhammadiyah Hadiri Baitul Arqam UNISA Yogya, Bahas Kepemimpinan Transformatif Profetik

Ditengah kesibukan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Haedar Nashir., M.Si., menyempatkan diri menghadiri Baitul Arqam Pimpinan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta via Zoom Meeting, Jum’at (04/03). Menyampaikan materi “Kepemimpinan Transformatif Profetik”, yang dimoderatori oleh Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag.,M.A, menjadikan tanya-jawab dengan peserta berlangsung hangat dan seru.

Materi diawali oleh moderator bahwa krisis kepemimpinan saat ini sangat dirasakan. “Banyak orang sekarang yang belum andil baik dalam pemikiran maupun kepemimpinan, gejala-gejalanya bisa dirasakan saat ini,” jelas Muhammad Ikhwan. “Tentunya kegiatan hari ini di Unisa sangat menggunggah untuk kemajuan kedepannya,” terus Muhammad Ikhwan. Pasca pengantar tersebut Haedar Nashir, melanjutkan dan masuk pembahasan materi kepemimpinan.

Dalam pemaparannya  Prof. Dr. KH. Haedar Nashir., M.Si., menjelaskan tugas pemimpin memberikan jalan serta memberikan arah untuk orang yang tersesat. Mampu memberikan solusi yang dianggap efektif. Fungsi pemimpin juga disebut direct yaitu memerintah dan melakukan sesuatu yang bersifat langsung. Dari berbagai konsep dasar seperti itu betapa pentingnya pemimpin itu. Ibarat kepala di tubuh kita.

“Kata pepatah ‘ikan busuk dimulai dari kepala’ artinya adalah baik buruknya sebuah bangsa, umat, lingkungan, komunitas, itu semua tergantung kepada pemimpinnya,” jelas Haedar Nashir.

Mengenal kepemimpinan transformatif yang berasal dari kata transform, yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada perubahan. Seorang pemimpin dengan tindakannya membawa kearah perubahan sejatinya itulah kepemimpinan transformatif. Kepemimpinan transformatif dan karismatik merupakan hal yang berbeda. Kepemimpinan karismatik adalah apa yang di konstruksikan oleh orang atau masyarakat sebagai karisma, sehingga dengan kata lain pemimpin tersebut biasa saja, namun oleh khalayak ramai ia di agung-agungkan. Tetapi baik pikiran maupun alamiah, kepemimpinan karismatik memiliki daya tarik kepada seseorang untuk mengikuti pemimpin tersebut dan memiliki daya untuk perilaku apa yang diinginkan.

Aspek dari kepemimpinan transformatif terdapat beberapa poin. Pertama, memiliki aspek kreatif yaitu pemimpin melakukan sesuatu diluar cara berfikir orang dalam hal berkarya yang mampu menghasilkan kreasi, orang yang mampu menciptakan hal baru. Kedua yaitu kepemimpinan yang inovatif yang mampu melahirkan terobosan baru dalam ide dan karya-karyanya. Ketiga yaitu kepemimpinan yang bisa melakukan recovery yaitu memperbarui. Contohnya di era pandemi saat ini mencoba melakukan perubahan baru. Keempat, adanya progress yaitu kemajuan yang bisa diukur. “Harapannya di perguruan tinggi kita mampu mengembangkan 4 aspek kepemimpinan ini,” tutur Haedar Nashir.

Kepemimpinan profetik merupakan kepemimpinan kenabian yang berorientasi pada nabi. Proyeksi dari ukhuwah, yaitu proyeksi dari apa yang dilakukan Nabi dalam memimpin dunia. Profesor Haedar juga menjelaskan bahwa ada dua substansi dalam hal tersebut, pertama, dalam menegakkan nilai-nilai agama Islam. Ada nilai metafisik dan nilai agama yang punya potensi Habluminallah dan Habluminannas.

Ada nilai pola perilaku yaitu bagaimana seseorang bertindak yang terpuji dan baik dan tidak berkata yang bersifat mudharat. Nilai ini mampu dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga agama bukan hanya dogma ajaran tetapi mengaktual juga. Nabi membuktikan dengan menerapkan nilai-nilai agama Islam. “Hal ini bisa dibuktikan di Unisa dengan makna Islam dan Kemuhammadiyahan di jalankan, tidak hanya internalisasi tapi melimpahkan di institusional Unisa juga,” lanjut Profesor Haedar.

Yang kedua,  yaitu dimensi duniawi. Kepemimpinan Profetik juga mengurus Muammalah. Tidak benar ketika pengurus muslim menjadi anti dunia, harus diseimbangkan. Namun caranya berbeda dengan orang yang hanya berorientasi pada dunia. Harus memadukan urusan dunia dan akhirat. Kuncinya adalah Sidiq, Amanah, Tabliq, dan Fatonah.

“Setiap pememimpin itu harus belajar termasuk belajar dari kesalahan dan harus membaca. Sebagai pemimpin perguruan tinggi ikuti perkembangan berita dari media sosial, dari buku, hasil penelitian, dan sebagainya untuk bahan belajar. Kepemimpinan profetik dimulai dari hal kecil sampai hal besar,” Tutup Haedar Nashir.

Membahas Jihad Teknologi dalam Menghadapi Tantangan Peradaban di B.A. Pimpinan UNISA Yogya

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, gelar Baitul Arqam (B.A.) untuk Pimpinan, diikuti oleh jajaran Rektorat, Dekanat, Ka.Program Studi, dan Ka.Biro, 04-05 Maret 2022. Baitul Arqam dibimbing oleh Master of Training (MoT) dari Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Selain mengikuti materi untuk pengkokohan dan penyegaran semangat kembali para jajaran pimipinan struktural, seluruh peserta Baitul Arqam juga mendapat kesempatn untuk mengisi Kultum setiap pasca Shalat Fardhu.

Digelar via Zoom Meeting dengan harapan tidak mengurangi esensi, materi diawali dengan pembahasan “Jihad teknologi dalam Menghadapi Tantangan Peradaban”, yang disampaikan oleh Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. Dalam materi tersebut disebutkan bahwa Agama Islam sedang mengalami kemunduran dari hari ke hari. Kontribusi umat masih kurang dalam pengembangan sains di dunia. Kontributor umat dalam bidang Sains 3 orang, 2 dibidang Kimia dan 1 dibidang Fisika.

Ada beberapa poin disebutkan yang menjadi penyebab keterlambatan perkembangan pada umat Islam. Pertama, umat Islam gagal mengidentifikasi kekuatannya. Kedua, gagal dalam memahami realitas kontemporer dunia. Dan ketiga, kegagalan yang disebabkan karena gagal merespon global.

Sains penting dalam banyak hal termasuk pengambilan kebijakan. Perempuan juga dapat berkontribusi atau berperan dalam pengembangan Sains dan Peradaban, bahkan diumur yang terbilang muda. Menilik ilmuwan Muslim dahulu, banyak yang memanfaatkan waktu untuk menulis, meneliti, merenung, dan refleksi. Fatul Wahid, dalam pemaparannya berkata,”Saya mengutip ‘bagaimana ketika pandemi menyerang, negara menggunakan pendekatan saintifik untuk melawan”. Hal ini menegaskan bahwa sains hadir salah satunya untuk memecahkan masalah manusia, salah satunya adalah pandemi.

Fatul menjelaskan dengan basis Mozaffari (1998), bahwa ada berbagai strategi untuk bangkit. Dalam hal reproduksi ada proses mekanis, berorientasi pada masa lalu (reinkarnasi), melibatkan mentalitas yang baku dan kaku. Dalam hal rekonstruksi ada proses intelektual. Strategi menuju peradaban baru dimulai dari konseptualisasi sangat awal untuk dikritisi. Tiga komponen dalam kemuliaan peradaban adalah kebahagiaan (pengembangan sains), kesejahteraan (penguasaan kapital), dan kedamaian (pendalaman agama). “Banyak jebakan jika meninggalkan salah satu komponen tersebut, contohnya ketika hanya dengan pendalaman agama, peradaban menjadi kerdil,” jelas Fatul.

“Konseptualisasi yang saya gunakan berupa tangga sulaiman. Nabi sulaiman memiliki ilmu, harta, dan tahta. Tangga tertinggi berupa ilmu. Ketika kita memiliki ilmu dengan ketulusan maka memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Tangga kedua yaitu kedudukan. Yang mengembangkan ilmu dengan karir seperti jabatan fungsional. Yang ketiga yaitu harta. Ini menjadi penguat sebagai basis kolektif. Ikhtiar kolektif salah satunya membangun kesadaran berilmu dalam diri.” Jelas Fatul Wahid lebih lanjut.

Pengkokohan Kembali, Pimpinan UNISA Yogya Ikuti Baitul Arqam

Jum’at (04/03), sebanyak 57 peserta yang terdiri dari jajaran Rektorat, Dekanat, Ka.Prodi, hingga Ka.Biro, mengikuti Baitul Arqam Pimpinan yang dibimbing oleh Master of Training dari Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Baitul Arqam akan dilaksanakan selama dua hari, Jum’at-Sabtu, 04-05 Maret 2022, dengan mengusung tema “Kepemimpinan di UNISA sebagai Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah yang Transformatif Profetik Berkemajuan”. 

Dalam sambutan pembukaan, Rektor Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, atas nama pimpinan UNISA Yogyakarta mengucapakan terimakasih kepada seluruh peserta, seluruhnya telah menunjukan semangat baru melalui Baitul Arqam ini dengan telah bergabungnya para peserta via Zoom Meeting sedari pagi hari. 

“Dengan Baitul Arqam ini, kita menyegarkan kembali dan menambahkan semangat untuk melaksanakan tanggung jawab kita. Perankan diri kita sebagai peserta Baitul Arqam untuk belajar teladan, berempati, dimana para mahasiswa-mahasiswi kita juga telah mengikuti Baitul Arqam,” jelas Warsiti.

Warsiti juga menjelaskan bahwa status UNISA Yogyakarta saat ini “Sehat” dilingkungan Perguruam Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA). Dimana salah satu faktornya dengan dapat terpenuhinya target capaian pendaftar mahasiswa baru.

Pidato kunci disampaikan oleh Dr. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si., selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, menggarisbawahi bahwa dalam kegiatan ini bertujuan mengokohkan dan bersama-sama dalam membesarkan UNISA Yogyakarta. Saat ini posisi UNISA Yogyakarta sudah berada diposisi yang tepat, dimana mampu memajukan dan tidak dibedakan. Siti Noordjannah, juga menjelaskan bahwa UNISA Yogyakarta didirikan untuk memajukan dan mencerdaskan bangsa. Semua denyut hati, dan nadi semua pimpinan ini harus terkoneksi, tidak sendiri-sendiri, ada yang mengkoordinir, semua hati pikiran harus terkoneksi. Diskusikan secara sungguh-sungguh oleh seluruh pimpinan dengan pemikiran-pemikiran yang maju, jangan merasa sebagai pengikut terus menerus.

“Dalam dua hari ini diharapkan ada strategi untuk penguatan, kita kokohkan, kita berikan inovasi, karena kita sudah berjalan bukan memulai, harapannya dapat menjadi leader, bagi kepentingan pencapaian visi-misi kita.” Jelas Siti Noordjannah.

Seluruh peserta Baitul Arqam diserahkan oleh Prof. Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag, selaku perwakilan dari Badan Pembina Harian (BPH) UNISA Yogyakarta dan diterima oleh Master of Training, Romo Paryanto. Dalam Baitul Arqam ini peserta juga mendapatkan kesempatan untuk memberikan Kultum setiap setelah Shalat Fardhu. Diagendakan pula untuk Shalat Tahajud dari rumah masing-masing yang nantinya akan dimonitoring oleh Master of Training

BKUI Unisa Yogyakarta Gandeng La Trobe University dan AIDRAN Gelar Workshop

Penyandang disabilitas adalah orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak (Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan Hak-Hak Penyandang Disabilitas).

Biro Kerjasama dan Urusan Internasional (BKUI) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta berkolaborasi dengan La Trobe University Australia dan Australia – Indonesia Disability Research and Advocacy Network (AIDRAN), menggelar Workshop secara daring dengan tema Mengenal Disabilitas Lebih Dekat, Sabtu (26/02).

Workshop kali ini mengundang dua narasumber Dr. Dina Afriyanti, S.IP., MCAA dari La Trobe University dan Tommy Hari Firmanda yang merupakan reasercher dan Committee di AIDRAN.

Taufiqur Rahman, S.IP., MA., Ph.D selaku Wakil Rektor I Unisa Yogyakarta melalui keynote speechnya mengatakan Unisa Yogyakarta berkomitmen penuh untuk memberikan apresiasi kepada penyandang disabilitas.

“Kegiatan ini merupakan rangkaian bentuk kerjasama Unisa dengan La Trobe dan juga AIDAN yang telah berjalan dari sebelum pandemi. Harapan dari diadakanya workshop ini agar membantu semua civitas akademika dan tenaga pendidik dilingkungan Unisa Yogyakarta, untuk mengenal lebih baik terhadap penyandang disabilitas serta pentingnya kesetaraan,” tutur Taufiq. Lebih dari 150 peserta mengikuti kegiatan workshop yang diselenggarakan melalui platform zoom, disertai dengan sesi diskusi dan tanya jawab.

Kuatkan Nilai Keislaman, LPPI Unisa Yogyakarta Gelar Baitul Arqom Purna

Baitul Arqam Purna merupakan perkaderan utama di ‘Aisyiyah yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa di Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah di seluruh Indonesia.

Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta menyelenggarakan Baitul Arqam Purna secara virtual, melalui media Zoom yang akan diadakan dari tanggal 25 – 26 Februari 2022, Jumat (25/02).

Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Sc selaku Wakil Rektor III Unisa Yogyakarta mengatakan karena situasi dan kondisi pandemi yang mengalami kenaikan, maka kegiatan ini harus dilaksanakan dengan daring, akan tetapi tidak mengurangi rasa semangat serta antusiasme mahasiswa atau yang biasa disebut Unisa Muda untuk tetap mengikuti kegiatan ini sampai tuntas.

“Terbukti sebanyak 430 mahasiswa hadir secara online untuk mengikuti pembekalan, agar menjadi pemimpin yang mampu menggerakkan dan memiliki tanggung jawab memajukan kehidupan bangsa,” ucap Mufdlilah.

Ketua Umum Pimpinan Pusat `Aisyiyah Dr. Hj. Noordjanah Djohantini, M.M., M.Si dalam sambutanya menyampaikan kegiatan Baitul Arqom Purna dimaksudkan untuk semakin menyempurnakan, semakin menguatkan, dan melengkapi dari hal hal yang belum lengkap dan sempurna.

“Tuhan menciptakan kita itu untuk ibadah, kegiatan hari ini yang kita lakukan juga termasuk ibadah, karena langkah kecil sampai langkah besar yang berpengaruh didalam kehidupan itu kita rajut untuk kepentingan pengabdian kita kepada Allah SWT,” tutur Noordjanah. Kegiatan baitul Arqom Purna ini diikuti oleh seluruh calon alumni yang sebentar lagi akan wisuda dari berbagai prodi yang ada di Unisa Yogyakarta.