Policy Brief Untuk Perbaikan Pelayanan Kesehatan
Dalam salah satu sasaran mutu Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mentargetkan untuk bisa memberikan kontribusi terhadap kebijakan pemerintah salah satunya melalui Policy Brief. Kegiatan Profesional Practice Project (PPP) mahasiswa program studi ilmu kebidanan program magister (S2) angkatan ke III di kabupaten Kulonprogo memberikan banyak manfaat salah satunya adalah Poicy Brief untuk perbaikan pelayanan kesehatan di kabupaten Kulonprogo untuk waktu yang akan datang. Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Rektor I UNISA, Taufiqurrohman, SIP., MA., P.hD saat memberikan sambutan penyampaian Policy Brief di UNISA Yogyakarta, Rabu (4/10).
Lebih lanjut Taufiq mengatakan sangat berterima kasih kepada pemerintah kabupaten Kulonprogo yang telah memberikan ruang dan waktu untuk para mahasiswa Kebidanan Program Magister (S-2) melakukan kegiatan PPP. ‘’Para Mahasiswa banyak belajar di beberapa puskesmas di wilayah Kulonprogo antara lain Puskesmas Galur 2, Sentolo 1, Temon 1, Pengasih 1, Pengasih 2, Panjatan 1 dan Panjatan 2’’, kata taufiq.
Sementara itu Wakil Dekan Fakultas Kesehatan UNISA, M. Ali Imron., M.Fis., dalam penguatan rekomendasi mengatakan bahwa UNISA sebagai perguruan tinggi bukanlah menara gading, melainkan selalu berkiprah melalui jejaring. Ada 4 pilar jejaring yaitu pemerintah, perguruan tinggi, lembaga internasional dan komunitas.
‘’Penyampaian Policy Brief ini merupakan salah satu aktifitas jejaring dengan pemerintah’’, kata Imron.
Imron mengatakan, ada 7 Tema Policy Brief yang disampaikan antara lain (1) angka cakupan ibu hamil dengan kekurangan energy kronik (KEK): factor-faktor penyebabnya; (2) strategi untuk meningkatkan kehamilan yang aman; (3) program pelayanan kesehatan peduli remaja terintegrasi usaha kesehatan sekolah; (4) dering cantik sebagai inovasi upaya penekanan angka kematian ibu; (5)optimalisasi penjaringan kehamilan melalui pendampingan kader dan penggunaan media aplikasi informasi di kabupaten Kulonprogo; (6) kekerasan terhadap perempuan dan anak; (7)strategi meningkatkan kesehatan ibu dan bayi melalui program kelas ibu hamil.
Imron mengatakan, salah satu analisa kebijakan untuk tema optimalisasi penjaringan kehamilan melalui pendampingan kader dan penggunaan media aplikasi informasi di kabupaten Kulonprogo , bahwa kunjungan pertama pada awal kehamilan yang disebut K1 menjadi salah satu tolak ukur untuk pencapaian keberhasilan akses ibu hamil untuk memerikasakan kehamilannya ke fasilitas kesehatan. Tujuan K1 adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan mengakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan . Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kelahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya.
Namun, pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah ibu hamil belum sepenuhnya sesuai target yang diharapkan. Sehingga mahasiswa Program studi kebidanan S-2 UNISA mengusulkan kebijakan pertama, perlunya mengoptimalkan kinerja kader dalam melakukan penjaringan kehamilan khususnya pada Pasangan Usia Subur(PUS) reproduksi dan calon pengantin sebagai sasaran utama, kedua perlunya mengoptimalkan sistem penggunaan aplikasi sistem informasi dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti grup WhatsApp Messanger, SMS gateway, Rindu KIA, ketiga perlunya pembentukan kelompok kerja pendampingan oleh kader dalam melakukan penjaringan ibu hamil di trimester satu (awal kehamilan/K1), keempat perlunya peningkatan edukasi dan motivasi pada kader untuk berperan aktif dalam kegiatan penjaringan kehamilan dan pendampingan berkelanjutan dalam kelas ibu hamil, kelima perlunya mengoptimalkan kelas ibu hamil dalam penekanan pemanfaatn buku KIA oleh ibu hamil, keenam perlunya meningkatkan kualitas kegiatan promosi penyuluhan serta peningkatan KIE dan konseling terhadap pentingnya dilakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan umur kehamilannya, ketujuh melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga. Kedelapan, perlunya optimalisasi peran tokoh masyarakat dan agama dalam mengedukasi pentingnya pemeriksaan kehamilan, kesembilan perlunya sosialisasi pemanfaatan teknologi kesehatan (SMS gateway) yang dapat diakses langsung masyarakat, kesepuluh peran partisipatif para actor dalam implementasi kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) melalui kerjasama lintas sektoral meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan ANC terpadu Puskesmas secara berkesinambungan.
Penyampaian Policy Brief dihadiri oleh pimpinan UNISA, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo, Dosen Kebidanan S-2 dan mahasiswa Kebidanan S-2.