Pos

Ganjar pranowo

Suasana di ruang sidang gedung Siti Moendjijah Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta tampak bergemuruh pada Jumat (24/10/25). Sosok tokoh penting perpolitikan Indonesia, Ganjar Pranowo, secara khusus didaulat menjadi pembicara utama dalam Kuliah Kebangsaan.

Acara yang digagas oleh Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum) ini mengusung tema seru: “Demokrasi dan Kebebasan Berpendapat di Era Kontemporer: Refleksi atas Dinamika Sosial Politik di Indonesia.”

Tak pelak, kehadiran Ganjar sukses menyedot antusiasme. Sebanyak 220 peserta dari berbagai program studi di lingkungan FEISHum memenuhi ruangan, siap menyerap ilmu dan pengalaman langsung dari mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.

Wakil Rektor IV UNISA Yogyakarta, Dr. M. Ali Imron, M.Fis., dalam sambutannya, tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Menurutnya, kehadiran Ganjar bukan sekadar untuk membagikan materi, tetapi juga menularkan pelajaran hidup.

“Para mahasiswa yang hadir bisa mencontoh dan meniru apa yang sudah dilakukan oleh Pak Ganjar agar bisa sukses dalam perjalanan karirnya, terutama dalam konteks Indonesia hari ini,” ujar Imron di hadapan ratusan mahasiswa.

Imron berharap, kuliah kebangsaan ini bisa memantik diskusi kritis yang bermanfaat. “Semoga kuliah kebangsaan diselingi dengan diskusi yang bermanfaat bagi mahasiswa,” tambahnya.

Dalam pemaparannya, Ganjar Pranowo mengupas tuntas sejarah dan praktik demokrasi, tidak hanya di Indonesia sejak era berdirinya negara, tetapi juga membandingkannya dengan implementasi di berbagai negara lain. Sesi ini pun berlangsung interaktif, diwarnai berbagai pertanyaan kritis dari mahasiswa seputar kondisi kebebasan berpendapat saat ini.

Dukuh termuda

Sebuah gebrakan terjadi di panggung pemerintahan desa di Kabupaten Sleman. Seorang mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Sito Apri Nurochim, sukses terpilih menjadi Kepala Dukuh Kajor, Nogotirto, Gamping, Sleman. Yang bikin heboh, usianya baru menginjak 20 tahun.

Pencapaian Sito, yang merupakan warga asli Kajor, ini sontak menjadi sorotan. Ia berhasil meraih suara terbanyak dalam pemilihan, menyisihkan kandidat-kandidat lain yang usianya jauh lebih senior. Statusnya yang masih aktif sebagai mahasiswa semester 3 di Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum) UNISA Yogyakarta menjadikannya sebagai salah satu Dukuh termuda yang pernah menjabat.

Saat dikonfirmasi, Sito mengaku bekal ilmunya di bangku kuliah menjadi modal besar. Ia merasa ilmu psikologi yang ditekuninya sangat relevan untuk diterapkan langsung dalam mengelola dinamika kemasyarakatan.

“Banyak ilmu yang saya dapatkan di kampus untuk bekal menjalankan tugas saya sebagai Dukuh,” ucap Sito.

Ia mencontohkan beberapa mata kuliah yang dirasanya sangat aplikatif. “Seperti mata kuliah Psikologi Industri Organisasi, Dinamika Sosial, dan ilmu-ilmu ini sangat bermanfaat bagi saya untuk memahami masyarakat,” jelasnya.

Meski usianya masih sangat belia untuk mengemban amanah besar, Sito tak gentar. Ia bertekad membuktikan bahwa anak muda juga bisa memimpin dan membawa perubahan positif.

“Harapan saya, di usia yang masih sangat muda ini, bisa tetap berpikir inovatif dan kreatif demi membawa padukuhan kami semakin baik dan maju,” tegasnya optimistis.

Personal branding

Ada yang berbeda di kampus Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Jika biasanya mahasiswa Program Studi Keperawatan Anestesiologi semester 3 berkutat dengan mata kuliah Kewirausahaan, kali ini mereka diliburkan untuk agenda yang tak kalah penting.

Sebagai gantinya, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UNISA Yogyakarta menggelar seminar bertajuk “Unlocking Your Future: Building Your Personal Branding and Financial Management for Career Success” di gedung Siti Moendjijah, Kamis (02/10/2025).

Kepala BKA UNISA Yogyakarta, Yekti Satriyandari, S.ST., M.Kes., menegaskan acara ini bukan sekadar pengganti kuliah biasa. Tujuannya adalah memberikan wawasan baru terkait pengembangan diri dan, yang tak kalah krusial, pengelolaan keuangan di era digital.

Personal Branding

“Kami ingin membekali mahasiswa dengan wawasan baru terkait pengembangan diri dan pengelolaan keuangan digital sebagai bekal mereka nanti,” ujar Yekti saat ditemui di lokasi.

Tak tanggung-tanggung, dua narasumber ahli didatangkan. Sesi pertama langsung dibawakan oleh Kinan Himawati yang membongkar topik Building Personal Branding. Sebanyak 200 mahasiswa yang hadir diajak memahami pentingnya membangun citra diri positif sebagai modal utama di dunia karier, termasuk strategi jitu memanfaatkan kekuatan personal untuk menjual diri dan menciptakan peluang.

Sesi kedua tak kalah seru. Cintya Auricalsita, selaku perwakilan dari blu by BCA Digital, mengupas tuntas soal Digital Cash Stuffing. Ini adalah metode kekinian mengelola duit yang memanfaatkan fintech. Mahasiswa diajari cara modern yang lebih bijak dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran agar tak boncos. Seminar ini pun ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung sangat interaktif.

Manajemen krisis

Kepala Biro Protokol dan Humas Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Sinta Maharani, menegaskan pentingnya kepekaan terhadap isu sebelum krisis terjadi dalam sebuah institusi. Menurutnya, krisis bisa muncul dengan cepat terutama di era media sosial yang serba viral.

“Sebelum krisis, selalu ada isu yang harus diidentifikasi. Kadang belum semua menyadari, dianggap hanya desas-desus. Padahal kalau tidak peka dan dibiarkan saja, bisa menjadi krisis,” ujar Sinta dalam kegiatan kunjungan Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Klaten di Unisa Yogyakarta, Selasa (21/10/2025).

Sinta menjelaskan, pengelolaan isu dan krisis di Unisa dilakukan dengan melibatkan stakeholder internal maupun eksternal. Salah satu langkahnya adalah dengan public hearing bersama mahasiswa, yang menjadi sarana untuk mendengarkan langsung aspirasi dan harapan civitas akademika. 

“Karakter Gen Z itu cepat merespons stimulus, jadi kita harus pintar-pintar mengidentifikasi. Saat public hearing kita hadirkan pimpinan kampus, menunjukkan fokus kita menangani isu sejak dini,” jelasnya.

Selain itu, Unisa Yogyakarta juga memanfaatkan berbagai kanal digital untuk menjaring masukan publik, mulai dari fitur ‘Bantu Kami Lebih Baik’ melalui QR code yang ada di lingkungan kampus, kanal media sosial seperti Instagram, hingga kolom kritik dan saran di website resmi. Setiap bulan, tim Humas bersama unit terkait menindaklanjuti masukan yang ada.

“Kalau isu tidak diidentifikasi, bisa jadi bola liar. Maka kami pastikan ada komunikasi dan tindak lanjut dengan unit teknis. Ada deadline waktunya,” imbuh Sinta.

Pada kesempatan tersebut Sinta juga membagikan sejumlah pengalaman nyata dalam menghadapi krisis yang pernah dialami Unisa Yogyakarta. Dalam beberapa krisis yang dihadapi, Unisa Yogyakarta melalui tiga tahapan. Pertama Pra Krisis, yaitu perencanaan persiapan jika terjadi krisis, hingga pelatihan dan simulasi. Kemudian, selama krisis yaitu manajemen krisis hingga evaluasi. Pasca krisis, salah satunya dilakukan pemantauan.

Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Klaten, Dani Kurniawan, mengatakan kegiatan ini memberi pengalaman langsung bagi mahasiswa dalam memahami praktik kehumasan di dunia nyata. 

“Mata kuliah kami ada manajemen krisis. Di CPMK ada satu bahasan tentang bagaimana mengelola krisis sebuah institusi. Kami melakukan PR visit ini, karena kami amati, kami lihat Unisa Yogyakarta ini pernah beberapa kali menghadapi krisis, dan recovery cepat,” ungkap Dani.

Standar internasional

Ambisi untuk memiliki laboratorium standar internasional yang terus digeber oleh Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Tak tanggung-tanggung, kampus mengumpulkan seluruh tim laboratoriumnya untuk mengikuti Pelatihan ISO 17025:2017 di Gedung Siti Walidah, Sabtu (18/10).

Langkah ini diikuti oleh berbagai unit dan prodi, mulai dari Prodi Radiologi, Laboratorium Terpadu, Badan Penjamin Mutu, Prodi Teknologi Laboratorium Medis (TLM), Prodi Bioteknologi, hingga Halal Center. Tujuannya satu, memastikan setiap hasil uji yang keluar dari laboratorium UNISA diakui secara internasional.

Untuk memuluskan target tersebut, UNISA Yogyakarta menggandeng pakar ternama, Prof. Sukamta, ST, MT, IPU., ASEAN Eng., sebagai narasumber utama. Sukamta membedah tuntas seluk-beluk standar ISO 17025:2017, termasuk penerapan Good Laboratory Practice (GLP) dan prinsip Plan-Do-Check-Action (PDCA).

Wakil Rektor I UNISA Yogyakarta, Dr. Sulistyaningsih, S.KM., M.HKes., dalam berbagai hal menekankan pentingnya kegiatan ini. Menurutnya, ini adalah persiapan menuju akreditasi Unggul.

“Kegiatan ini merupakan bagian penting dari persiapan akreditasi ISO 17025:2017, agar laboratorium di UNISA Yogyakarta tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga diakui secara global,” ujar Sulis.

Sukamta pun menekankan bahwa standar internasional tidak mengenal kompromi. “Setiap laboratorium harus memastikan seluruh kegiatan pengujian berjalan sesuai prosedur. Kata ‘harus’ dalam standar ISO berarti kewajiban untuk dibuatkan prosedur dan dilaksanakan secara konsisten,” terangnya.

Sebagai tindak lanjut, seluruh peserta akan langsung tancap gas menyusun dokumen akreditasi dalam sebuah lokakarya . Langkah ini diharapkan mempercepat proses pengakuan dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), membawa seluruh laboratorium UNISA Yogyakarta menjadi unggul, kredibel, dan berdaya saing internasional.