Mahasiswa

Bukan sekadar teori, mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta turun gunung membuktikan dampak nyata ke masyarakat. Melalui Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UNISA Yogyakarta, mereka datang ke Kalurahan Logandeng, Kabupaten Gunungkidul, dengan gagasan SILEMPENG, Kamis (09/10/2025).

Ini adalah langkah awal implementasi program BEM Berdampak 2025, yang dirancang sebagai wujud pengabdian lintas disiplin berbasis riset, teknologi tepat guna, dan pemberdayaan berkelanjutan.

Program ini adalah hasil kolaborasi mahasiswa dari delapan program studi berbeda. Mulai dari Bioteknologi, Gizi, Kebidanan, Fisioterapi, Psikologi, Manajemen, Arsitektur, hingga Administrasi Publik, semua bersatu menerapkan ilmunya untuk meningkatkan kapasitas ekonomi, sosial, dan kesehatan warga Logandeng.

Lalu, apa yang mereka bawa? BEM KM UNISA Yogyakarta memamerkan inovasi unggulan yang siap diterapkan. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah RevoPond. Ini adalah sistem akuaponik canggih hemat air yang mengintegrasikan budidaya ikan lele dan tanaman air kaya protein.

Selain itu, mereka juga membawa solusi pangan lokal bergizi tinggi untuk mencegah stunting: pengembangan bubur bayi berbasis tepung daun kelor dan ikan lele. Tak berhenti di situ, masyarakat juga diberi pelatihan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) hingga pelatihan pembuatan pakan mandiri berbasis maggot.

Presiden BEM UNISA Yogyakarta, Lukmannul Hakim, menjelaskan SILEMPENG adalah filosofi gerakan mahasiswa UNISA untuk membangun harmoni antara lembaga, masyarakat, dan pemerintah desa.

“Saya berharap melalui agenda BEM Berdampak, bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat terkhusus di Logandeng,” ujar Lukman optimistis.

Personal branding

Ada yang berbeda di kampus Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Jika biasanya mahasiswa Program Studi Keperawatan Anestesiologi semester 3 berkutat dengan mata kuliah Kewirausahaan, kali ini mereka diliburkan untuk agenda yang tak kalah penting.

Sebagai gantinya, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UNISA Yogyakarta menggelar seminar bertajuk “Unlocking Your Future: Building Your Personal Branding and Financial Management for Career Success” di gedung Siti Moendjijah, Kamis (02/10/2025).

Kepala BKA UNISA Yogyakarta, Yekti Satriyandari, S.ST., M.Kes., menegaskan acara ini bukan sekadar pengganti kuliah biasa. Tujuannya adalah memberikan wawasan baru terkait pengembangan diri dan, yang tak kalah krusial, pengelolaan keuangan di era digital.

Personal Branding

“Kami ingin membekali mahasiswa dengan wawasan baru terkait pengembangan diri dan pengelolaan keuangan digital sebagai bekal mereka nanti,” ujar Yekti saat ditemui di lokasi.

Tak tanggung-tanggung, dua narasumber ahli didatangkan. Sesi pertama langsung dibawakan oleh Kinan Himawati yang membongkar topik Building Personal Branding. Sebanyak 200 mahasiswa yang hadir diajak memahami pentingnya membangun citra diri positif sebagai modal utama di dunia karier, termasuk strategi jitu memanfaatkan kekuatan personal untuk menjual diri dan menciptakan peluang.

Sesi kedua tak kalah seru. Cintya Auricalsita, selaku perwakilan dari blu by BCA Digital, mengupas tuntas soal Digital Cash Stuffing. Ini adalah metode kekinian mengelola duit yang memanfaatkan fintech. Mahasiswa diajari cara modern yang lebih bijak dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran agar tak boncos. Seminar ini pun ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung sangat interaktif.

Manajemen krisis

Kepala Biro Protokol dan Humas Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Sinta Maharani, menegaskan pentingnya kepekaan terhadap isu sebelum krisis terjadi dalam sebuah institusi. Menurutnya, krisis bisa muncul dengan cepat terutama di era media sosial yang serba viral.

“Sebelum krisis, selalu ada isu yang harus diidentifikasi. Kadang belum semua menyadari, dianggap hanya desas-desus. Padahal kalau tidak peka dan dibiarkan saja, bisa menjadi krisis,” ujar Sinta dalam kegiatan kunjungan Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Klaten di Unisa Yogyakarta, Selasa (21/10/2025).

Sinta menjelaskan, pengelolaan isu dan krisis di Unisa dilakukan dengan melibatkan stakeholder internal maupun eksternal. Salah satu langkahnya adalah dengan public hearing bersama mahasiswa, yang menjadi sarana untuk mendengarkan langsung aspirasi dan harapan civitas akademika. 

“Karakter Gen Z itu cepat merespons stimulus, jadi kita harus pintar-pintar mengidentifikasi. Saat public hearing kita hadirkan pimpinan kampus, menunjukkan fokus kita menangani isu sejak dini,” jelasnya.

Selain itu, Unisa Yogyakarta juga memanfaatkan berbagai kanal digital untuk menjaring masukan publik, mulai dari fitur ‘Bantu Kami Lebih Baik’ melalui QR code yang ada di lingkungan kampus, kanal media sosial seperti Instagram, hingga kolom kritik dan saran di website resmi. Setiap bulan, tim Humas bersama unit terkait menindaklanjuti masukan yang ada.

“Kalau isu tidak diidentifikasi, bisa jadi bola liar. Maka kami pastikan ada komunikasi dan tindak lanjut dengan unit teknis. Ada deadline waktunya,” imbuh Sinta.

Pada kesempatan tersebut Sinta juga membagikan sejumlah pengalaman nyata dalam menghadapi krisis yang pernah dialami Unisa Yogyakarta. Dalam beberapa krisis yang dihadapi, Unisa Yogyakarta melalui tiga tahapan. Pertama Pra Krisis, yaitu perencanaan persiapan jika terjadi krisis, hingga pelatihan dan simulasi. Kemudian, selama krisis yaitu manajemen krisis hingga evaluasi. Pasca krisis, salah satunya dilakukan pemantauan.

Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Klaten, Dani Kurniawan, mengatakan kegiatan ini memberi pengalaman langsung bagi mahasiswa dalam memahami praktik kehumasan di dunia nyata. 

“Mata kuliah kami ada manajemen krisis. Di CPMK ada satu bahasan tentang bagaimana mengelola krisis sebuah institusi. Kami melakukan PR visit ini, karena kami amati, kami lihat Unisa Yogyakarta ini pernah beberapa kali menghadapi krisis, dan recovery cepat,” ungkap Dani.

Standar internasional

Ambisi untuk memiliki laboratorium standar internasional yang terus digeber oleh Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Tak tanggung-tanggung, kampus mengumpulkan seluruh tim laboratoriumnya untuk mengikuti Pelatihan ISO 17025:2017 di Gedung Siti Walidah, Sabtu (18/10).

Langkah ini diikuti oleh berbagai unit dan prodi, mulai dari Prodi Radiologi, Laboratorium Terpadu, Badan Penjamin Mutu, Prodi Teknologi Laboratorium Medis (TLM), Prodi Bioteknologi, hingga Halal Center. Tujuannya satu, memastikan setiap hasil uji yang keluar dari laboratorium UNISA diakui secara internasional.

Untuk memuluskan target tersebut, UNISA Yogyakarta menggandeng pakar ternama, Prof. Sukamta, ST, MT, IPU., ASEAN Eng., sebagai narasumber utama. Sukamta membedah tuntas seluk-beluk standar ISO 17025:2017, termasuk penerapan Good Laboratory Practice (GLP) dan prinsip Plan-Do-Check-Action (PDCA).

Wakil Rektor I UNISA Yogyakarta, Dr. Sulistyaningsih, S.KM., M.HKes., dalam berbagai hal menekankan pentingnya kegiatan ini. Menurutnya, ini adalah persiapan menuju akreditasi Unggul.

“Kegiatan ini merupakan bagian penting dari persiapan akreditasi ISO 17025:2017, agar laboratorium di UNISA Yogyakarta tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga diakui secara global,” ujar Sulis.

Sukamta pun menekankan bahwa standar internasional tidak mengenal kompromi. “Setiap laboratorium harus memastikan seluruh kegiatan pengujian berjalan sesuai prosedur. Kata ‘harus’ dalam standar ISO berarti kewajiban untuk dibuatkan prosedur dan dilaksanakan secara konsisten,” terangnya.

Sebagai tindak lanjut, seluruh peserta akan langsung tancap gas menyusun dokumen akreditasi dalam sebuah lokakarya . Langkah ini diharapkan mempercepat proses pengakuan dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), membawa seluruh laboratorium UNISA Yogyakarta menjadi unggul, kredibel, dan berdaya saing internasional.

Mtq

Prestasi membanggakan kembali diukir oleh mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta di panggung nasional. Kali ini, nama kampus bergema di ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQ MN) XVIII Tahun 2025 yang digelar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Kompetisi MTQ super ketat yang diselenggarakan oleh DIKTI bekerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) pada 5 hingga 10 Oktober 2025 ini menjadi saksi perjuangan sengit para delegasi terbaik dari seluruh Indonesia.

UNISA Yogyakarta berhasil meloloskan empat mahasiswanya untuk unjuk gigi di babak nasional setelah melewati seleksi yang ketat. Mereka adalah M Rizman Arizona dan Ahmad Fikri Saifuddin dari Prodi Arsitektur yang turun di kategori Kaligrafi, Dzulfa Raihana Asyur dari Prodi Gizi di kategori Tilawatil Qur’an, serta Yasmin Fadhilatunnisa dari Prodi Kebidanan di kategori Hifzhil Qur’an 30 Juz.

Didampingi Koordinator Kemahasiswaan, Ardiansyah Rahmat Hidayatullah, para kafilah ini telah digembleng melalui latihan intensif.

“Perjuangan menuju final sangat berat. Seluruh peserta wajib melalui tahap penyisihan untuk memperebutkan posisi finalis dalam kompetisi yang berlangsung penuh semangat ini,” ujar Rahmat.

Puncaknya, perjuangan itu membuahkan hasil manis. Yasmin Fadhilatunnisa, sang calon bidan, berhasil menunjukkan performa luar biasa dan menembus babak final. Bersaing dengan lima peserta terbaik se-Indonesia, Yasmin sukses mengamankan posisi Juara Harapan I pada kategori Hifzhil Qur’an 30 Juz.

Wakil Rektor III UNISA Yogyakarta, Prof. Dr. Mufdlilah, S.Pd, S.SiT., M.Sc, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. Menurutnya, pencapaian ini diharapkan dapat menyuntikkan motivasi bagi seluruh mahasiswa UNISA Yogyakarta untuk terus mengasah potensi dan menjadikan nilai-nilai Qur’ani sebagai landasan utama.