Gizi

Suasana hangat kunjungan keluarga terasa di Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Adik mudanya, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Bandung, melakukan kunjungan studi banding intensif di ruang sidang gedung Siti Moendjijah, Kamis (30/10/25).

Gizi

Rombongan UNISA Bandung datang khusus untuk mengintip dan belajar lebih dalam mengenai seluk-beluk Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) UNISA Yogyakarta yang sudah lebih dulu mentereng.

Dr. Dewi Rokhanawati, S.SiT., M.PH, yang menyambut rombongan, mengaku sangat senang. Ia menyebut kunjungan ini jadi ajang silaturahmi sekaligus diskusi strategis. Salah satu topik hangat yang dibahas adalah peran penting prodi Gizi dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi sorotan nasional.

“Semoga kunjungan ini semakin mempererat hubungan antara UNISA Yogyakarta dengan UNISA Bandung, dan sinergitas semakin kuat,” tutur Dewi dalam sambutanya.

Sementara itu, Dekan FIKes UNISA Bandung, Dr. Ami Kamila, S.ST., M.Kes, blak-blakan soal alasan mengunjungi UNISA Yogyakarta. Ia berterima kasih atas sambutan dan dukungan penuh UNISA Yogyakarta untuk rencana pembukaan prodi Gizi baru di Bandung.

“Ini merupakan kunjungan ke-3 kami untuk pembelajaran. Sebelumnya kami juga melihat Magister Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat,” ungkap Kamila.

Ia menegaskan, prodi Gizi kini menjadi prioritas utama. “Saat ini peminat terbanyak ada di Program Studi Gizi, sehingga pembelajaran yang ingin kami lakukan sekarang banyak mengenai pembentukan Program Studi Gizi,” tegasnya.

Pertemuan dua saudara ini pun dilanjutkan dengan pemaparan mendalam tentang rahasia dapur Prodi Gizi UNISA Yogyakarta, yang diakhiri dengan sesi diskusi interaktif.

Disabilitas

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta Melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA), menggelar workshop intensif bertema “Layanan Disabilitas di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta” di Ruang Rapat FIKes, Rabu (08/10/25).

Langkah ini menegaskan bahwa kampus ini tidak mau menjadi yang utama dalam urusan pendidikan inklusif. Sebanyak 45 peserta ‘digembleng’ untuk memahami konsep, dasar hukum pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD), hingga langkah-langkah teknis implementasinya di perguruan tinggi.

Disabilitas

Kepala BKA UNISA Yogyakarta, Yekti Satriyandari, S.ST, M.Kes, memberikan pernyataan tegas. Menurutnya, keberadaan ULD di UNISA Yogyakarta nantinya bukan sekadar untuk memenuhi tuntutan regulasi semata.

“Ini adalah bentuk tanggung jawab moral universitas. Kami wajib menjamin hak belajar yang setara bagi semua mahasiswa, tanpa kecuali,” ujar Yekti.

Untuk mengungkap tuntas konsep ini, UNISA Yogyakarta menghadirkan pakar di bidangnya, Prof. Dr. Ishartiwi, M.Pd. sebagai narasumber utama. Ishartiwi membedah tiga topik krusial: konsep dasar pendidikan inklusif, strategi jitu pembelajaran adaptif, serta cara mengidentifikasi kebutuhan spesifik siswa penyandang disabilitas.

Sesi workshop tak hanya berjalan satu arah. Para peserta yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan ini terlibat aktif dalam sesi diskusi dengan narasumber. Mereka tampak antusias mempersiapkan langkah konkret agar UNISA Yogyakarta benar-benar menjadi rumah yang ramah dan setara bagi seluruh sivitas akademika, membuktikan bahwa inklusivitas adalah sebuah keharusan, bukan pilihan.

Global

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali membuktikan keseriusannya untuk Go Global. Tak hanya unggul di dalam negeri, UNISA juga aktif memperluas kiprah internasional dengan berpartisipasi dalam Pameran Pendidikan Tinggi Indonesia 2025 yang digelar di Pusat Budaya Indonesia, Dili, Timor-Leste, pada 28–30 Oktober 2025.

Kegiatan ini merupakan inisiatif strategis dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Timor-Leste, bekerja sama dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan, serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Kehadiran para pejabat tinggi ini menandakan kuatnya dukungan diplomasi pendidikan Indonesia di kawasan Asia Tenggara.

Go Global

Sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki komitmen internasionalisasi, UNISA Yogyakarta hadir untuk memperluas jejaring global sekaligus membuka akses pendidikan bagi calon mahasiswa dari negara-negara Global South, terutama Timor-Leste.

Booth UNISA Yogyakarta menjadi salah satu yang paling ramai dikunjungi. Tim UNISA melayani berbagai kebutuhan informasi mulai dari konsultasi akademik, pendaftaran langsung di tempat (on-site registration), hingga tes masuk instan. Namun, daya tarik utama tentu datang dari program Global Aisyiyah Scholarship (GAS) yaitu beasiswa prestisius yang dirancang khusus bagi pelajar internasional.

Program GAS menjadi wujud nyata komitmen UNISA Yogyakarta dan ‘Aisyiyah dalam memperkuat peran perempuan, isu kesehatan berkelanjutan, serta kemanusiaan lintas bangsa.

Kepala Biro Kerjasama dan Urusan Internasional UNISA Yogyakarta, Dr. Hilmi Zadah Faidullah, menyampaikan bahwa partisipasi UNISA di Dili membawa misi besar.

“Kehadiran UNISA di Dili adalah bagian dari misi UNISA Yogyakarta dan `Aisyiyah untuk berbagi ilmu, nilai kemanusiaan, dan pemberdayaan perempuan di tingkat global,” ujar Hilmi.

Dengan semangat “Dari `Aisyiyah untuk Dunia”, UNISA Yogyakarta terus memperluas kiprahnya menjadi kampus unggul yang siap memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan di kawasan Asia Tenggara.

Talkshow

Ada pemandangan berbeda di ruang sidang gedung Siti Moendjijah, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Selasa (28/10/25). Industri cat, Avian Brands, hadir di talkshow kampus untuk membagikan rahasia industrinya kepada 75 mahasiswa Program Studi Arsitektur.

Kedatangan Avian Brands ini merupakan bagian dari campus roadshow bertajuk “Coloring The Future 2025”. Tak sekadar talkshow biasa, acara ini juga dikemas lengkap dengan sesi Painting Experience yang membiarkan mahasiswa merasakan langsung aplikasi produk.

Talkshow

Kegiatan ini menyasar khusus mahasiswa Arsitektur dari semester 3, 5, dan 7, yang notabene akan segera bersentuhan langsung dengan dunia konstruksi dan desain material.

Avian Brands menurunkan dua jagoannya sebagai narasumber. Mereka adalah Regina Sukoco dan Suyanto Hadi, yang menjabat sebagai Marketing Manager. Keduanya membedah tuntas bagaimana inovasi cat dapat mempengaruhi estetika dan fungsionalitas sebuah bangunan.

Dosen Program Studi Arsitektur FST UNISA, Ar. Hendratmo Cesmamulya, S.Ars., M.Arch., IAI, mewanti-wanti para mahasiswa yang hadir untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Ia menegaskan bahwa ilmu dari praktisi industri sangat vital.

“Manfaatkan kesempatan ini! Ikuti dan simak baik-baik paparan dari narasumber, karena keilmuan mereka ini sangat terkait dan relevan dengan dunia kearsitekturan yang sedang kalian tekuni,” ujar Hendratmo dalam sambutannya.

Benar saja, antusiasme mahasiswa langsung meledak. Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, menunjukkan rasa penasaran tinggi dari para calon arsitek ini. Mereka tampak berebut bertanya seputar tren warna masa depan, teknologi cat ramah lingkungan, hingga tantangan aplikasi material di lapangan. Kolaborasi ini sukses menjembatani teori kampus dengan realitas industri.

Umroh

Kabar membahagiakan sekaligus mengharukan datang dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Sebagai bentuk apresiasi tertinggi terhadap loyalitas pegawai, UNISA Yogyakarta memberangkatkan sembilan pegawainya untuk menunaikan ibadah umroh ke Tanah Suci, Selasa (28/10/25).

Penghargaan (reward) prestisius ini diberikan bukan tanpa alasan. Kesembilan pegawai tersebut, baik dari kalangan dosen maupun tenaga kependidikan, telah terbukti setia mengabdi dan berdedikasi penuh memajukan UNISA Yogyakarta selama 15 tahun.

Umroh Pegawai UNISA

Program kesejahteraan pegawai ini merupakan salah satu program kerja unggulan dari Biro Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) UNISA Yogyakarta.

Kepala BPSDM UNISA Yogyakarta, Muhamad Salisul Khakim, S.IP., M.Sc, menegaskan bahwa penghargaan ini memiliki dua tujuan mulia yang saling berkaitan: spiritualitas dan loyalitas. Menurutnya, ini adalah investasi jangka panjang universitas untuk sumber daya manusianya.

“Tujuan utama penghargaan umroh ini adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT bagi para dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan UNISA Yogyakarta,” ujar Salis saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan, program ini juga dirancang secara strategis untuk memperkuat ikatan batin pegawai dengan institusi.

“Selain meningkatkan ketaqwaan, program ini tentu bertujuan untuk meningkatkan dan memperkuat loyalitas bagi pegawai yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga mereka,” jelasnya.

Langkah UNISA Yogyakarta ini menuai apresiasi karena dianggap sebagai bentuk penghargaan yang tidak hanya bernilai materi, tetapi juga spiritual yang mendalam. Diharapkan, program ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh pegawai untuk terus memberikan kinerja terbaiknya.