Pos

Sdm Unggul 1

‘Aisyiyah University (UNISA) Yogyakarta, as a center of superior Islamic higher education, was trusted to host the Leadership Training activity organized by the Education and Research Council of the Muhammadiyah Central Leadership. The event took place in the courtroom of Siti Moendjijah building on Friday (22/11) and was attended by representatives of Muhammadiyah ‘Aisyiyah Universities (PTMA) from all over Indonesia.

In order to improve the quality of leadership within PTMA, the participants were divided into five groups to visit several excellent PTMAs, including UNISA Yogyakarta, UAD, UMY, UMS, and UNIMMA. At each university, participants had the opportunity to have direct dialog with campus leaders and leaders of related units, as well as directly observe the work system of certain units.

Vice Rector IV of UNISA Yogyakarta, M. Ali Imron, M.Fis, in his speech expressed his welcome to all participants. He also revealed that UNISA is committed to continuously improving the quality of education and becoming a center for the development of superior human resources.

“We are very pleased to welcome the Leadership Training participants to UNISA. Through this activity, we hope to learn from each other and exchange ideas to create good university governance. In addition, we also ask for the blessing of everyone’s prayers because UNISA will soon open S2 Nursing, S3 Midwifery, Professional Architect, and Nutrition Professional study programs,” said Imron.

Ghofar Ismail, S.Ag., M.Ag. from the Education and Research Council of PP Muhammadiyah said that this activity was a good opportunity for PTMA to learn from each other and contribute to the development of Islamic higher education.

“We are very grateful for the opportunity given by Dikti to hold this activity. One of our main focuses is the internalization program of Islamic and Muhammadiyah values. UNISA with its slogan ‘Excellent, Professional, and Qur’anic’ is very suitable to host this activity,” said Ghofar.

The Leadership Training activity was attended by representatives from eight PTMAs spread throughout Indonesia. Their presence showed high enthusiasm to improve the quality of leadership in each university.

Tags: aisyiyah, banggamenjadiunisa, beunisa, muhammadiyah, unisayogya

Muhammadiyah

Muhammadiyah

In an effort to realize equal and inclusive education, the Muhammadiyah Central Leadership’s Civilization and Human Resources Assembly (MPKSDI), together with Suara Muhammadiyah and ‘Aisyiyah University (UNISA) Yogyakarta, held a book review “Measuring Educational Rights for Women with Disabilities: Religion, Gender, and Policy”. The event, which took place on October 4, 2024, highlighted the double discrimination experienced by women with disabilities in accessing education.

The book by Dr. Islamiyatur Rokhmah, S.Ag., M.S.I., who is a lecturer at UNISA Yogyakarta, thoroughly explores the complex challenges faced by women with disabilities. In addition to facing stigma and physical barriers, they are also often marginalized due to the intersection between gender, disability and poverty. This makes it difficult for them to gain access to proper education.

A Holistic Approach

Uniquely, this book not only highlights the problem from a social and policy perspective, but also integrates Islamic, gender and disability perspectives. Using an intersectionality approach, the book reveals how various forms of discrimination are interrelated and exacerbate the situation of women with disabilities.

“This intersectionality approach is very important to understand the complexity of the problems faced by women with disabilities,” said Dr. Bachtiar Dwi Kurniawan, Chairman of MPKSDI PP Muhammadiyah.

“By understanding the root of the problem, we can design more comprehensive solutions,” he added.

Real Action for Inclusive Education

The book review was not only an academic discussion, but also a momentum to encourage real action. The participants, consisting of academics, activists and policy makers, agreed that there needs to be a concerted effort to realize inclusive education. “We need to change our paradigm on disability,” said Dr. Apt. Salmah Orbayinah, Chairperson of the Central Leadership of ‘Aisyiyah. “Disability is not a shortcoming, but a diversity that we must accommodate in our education system.”

Tags: aisyiyah, banggamenjadiunisa, beunisa, muhammadiyah, unisayogya

Hari anti korupsi sedunia

Pada peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang jatuh pada hari Sabtu tanggal 9 Desember 2023, Dr. H.M. Busyro Muqoddas, S.H., M.H., yang kini menjabat sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, memberikan pesan penting kepada generasi penerus untuk tidak terjerumus dalam perangkap korupsi. Beliau yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia pada tahun 2010-2011 mengajak agar meningkatkan ketakwaan dan memahami pesan-pesan agama sebagai langkah pencegahan korupsi.

“Dalam menghadapi bahaya korupsi, kita perlu meningkatkan ketakwaan dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama,” ujar Busyro Muqoddas.

Dalam upayanya untuk menggalang kesadaran terhadap dampak negatif korupsi, ia menekankan bahwa korupsi merupakan sebuah terorisme nyata yang berdampak luas pada masyarakat.

Namun, Busyro Muqoddas juga mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak dalam politik semata. “Kita harus tetap peduli terhadap nasib para guru, nelayan, buruh, dan seluruh lapisan masyarakat kecil,” tandasnya.

Hari Anti Korupsi Sedunia diperingati setiap tahun sebagai upaya global untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya korupsi dan mengajak masyarakat serta pemerintah di seluruh dunia untuk berkomitmen secara nyata dalam pemberantasan korupsi. Pesan-pesan dari tokoh-tokoh seperti Busyro Muqoddas menjadi landasan penting dalam membangun kesadaran kolektif untuk melawan korupsi demi masa depan yang lebih baik.

Hgn 2023

Setiap tanggal 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional (HGN) sebagai penghormatan kepada para pahlawan pendidikan yang berperan penting dalam membentuk masa depan bangsa. Pada tahun ini, momen bersejarah ini disambut dengan tema yang menginspirasi, “Bergerak Bersama, Rayakan Merdeka Belajar.”

Tema tersebut tidak hanya menjadi semangat dalam menghargai peran guru, tetapi juga mengingatkan betapa pentingnya kolaborasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang merdeka, dinamis, dan inspiratif bagi generasi masa depan.

Sejarah Hari Guru

Penetapan tanggal perayaan Hari Guru Nasional pada 25 November memiliki akar dalam sejarah berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Pada Kongres Guru Indonesia pada 24-25 November 1945 di Sekolah Guru Puteri, Surakarta, Jawa Tengah, para tokoh pendidik seperti Amin Singgih dan Rh. Koesnan memimpin peristiwa bersejarah tersebut. Keputusan tersebut tidak hanya mengukuhkan kesatuan para pendidik, tetapi juga menegaskan pentingnya peran mereka dalam pembangunan bangsa.

Momentum Hari Guru Nasional 2023 disemarakkan dengan semangat baru oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang menekankan tiga pesan kunci. Pertama, Hari Guru Nasional 2023 menjadi panggung untuk mengapresiasi semangat belajar, berbagi, dan berkolaborasi antar sesama guru.

Kemendikbudristek memberikan penghargaan kepada para guru yang telah dengan semangat belajar, berbagi pengetahuan, dan berkolaborasi secara proaktif dalam memberikan pembelajaran berkualitas bagi para peserta didik. Tidak hanya menghargai mereka sebagai pendidik, tetapi juga sebagai agen perubahan yang membangun kualitas pendidikan di Tanah Air.

Img 4387

Pada puncak perayaan Milad Muhammadiyah ke-111 yang diadakan di Sportorium UMY pada Sabtu (18/11), Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta memberikan kontribusi berharga dengan menyumbangkan infaq Diamond kepada Gerakan Infaq Pendidikan (GIP) 111 Muhammadiyah.

Pada kesempatan itu, Bendahara Umum PP Muhamamdiyah, Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D. mengatakan Gerakan Infaq Pendidikan 111 adalah upaya Muhammadiyah untuk memberikan akses terhadap pendidikan bagi anak-anak negeri di berbagai pelosok desa, mulai dari daerah terpencil sampai pulau terjauh memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan yang mungkin tak pernah dijangkau.

Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor UNISA Yogyakarta, dalam pernyataannya menyebutkan bahwa GIP 111 merupakan langkah filantropi yang menginspirasi dan modern, yang bertujuan memajukan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui sektor pendidikan.

“Melalui GIP 111, kami percaya bahwa inisiatif ini dapat menjadi solusi bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu secara ekonomi untuk terus melanjutkan pendidikan mereka,” ujar Warsiti.

Sebagai bagian dari amal usaha persyarikatan `Aisyiyah, UNISA Yogyakarta menegaskan dukungannya terhadap GIP 111 dengan harapan Muhammadiyah dapat semakin menerangi dunia dengan pendidikan yang berkualitas.

Warsiti juga mengajak seluruh civitas di UNISA Yogyakarta untuk turut mendukung GIP 111 dengan menyisihkan sebagian rezeki mereka untuk mendukung program infaq pendidikan ini.

Pemberian kontribusi infaq Diamond oleh UNISA Yogyakarta menjadi simbol nyata dari komitmen UNISA dalam mendukung pendidikan inklusif dan berkelanjutan, serta memperkuat kerjasama antar lembaga dalam upaya meningkatkan akses pendidikan bagi semua kalangan, khususnya mereka yang membutuhkan.