Makan Enak Saat Perayaan Natal dan Tahun Baru, Tetap Waspada!
Perayaan Natal dan Tahun Baru merupakan momen istimewa yang dinanti banyak orang. Kebersamaan dengan keluarga dan kerabat sering dirayakan melalui berbagai hidangan lezat yang menggugah selera. Namun, tanpa disadari, perubahan pola makan dan gaya hidup selama masa liburan dapat berdampak pada kesehatan, terutama meningkatnya kadar kolesterol dan asam urat. Lonjakan kedua kondisi ini setelah liburan merupakan fenomena yang cukup sering ditemui di layanan kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami penyebab, mengenali tanda peringatan, serta menerapkan langkah pencegahan agar perayaan tetap menyenangkan tanpa mengorbankan kesehatan.
Natal dan Tahun Baru
Selama perayaan Natal dan Tahun Baru, pola makan cenderung berubah dibandingkan hari-hari biasa. Frekuensi makan meningkat, porsi menjadi lebih besar, dan jenis makanan yang dikonsumsi pun umumnya tinggi lemak jenuh dan kolesterol. Hidangan seperti daging merah, makanan bersantan, saus krim, mentega, keju, serta aneka kue dan dessert manis menjadi menu yang kerap tersaji. Di sisi lain, konsumsi jeroan dan beberapa jenis seafood yang tinggi purin dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah. Minuman manis yang mengandung fruktosa serta alkohol, terutama bir, juga berperan dalam memperburuk produksi dan pengeluaran asam urat dari tubuh. Kondisi ini semakin diperparah oleh berkurangnya aktivitas fisik dan waktu istirahat yang tidak teratur selama liburan.
Kolesterol tinggi sering disebut sebagai silent disease karena jarang menimbulkan gejala secara langsung. Banyak orang baru menyadari kolesterolnya meningkat setelah menjalani pemeriksaan darah atau ketika muncul komplikasi seperti nyeri dada, sesak napas, maupun gangguan jantung dan pembuluh darah. Berbeda dengan kolesterol, peningkatan asam urat umumnya muncul dalam bentuk serangan akut atau gout flare. Keluhan yang sering dirasakan berupa nyeri sendi mendadak, disertai pembengkakan, kemerahan, dan rasa panas, yang paling sering terjadi pada sendi ibu jari kaki. Jika gejala tersebut muncul, pasien dianjurkan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Bagi masyarakat yang memiliki riwayat kolesterol tinggi atau asam urat, diperlukan strategi khusus agar tetap aman selama perayaan. Kepatuhan mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter perlu dijaga dan tidak dihentikan tanpa konsultasi. Selain itu, pengendalian porsi makan menjadi kunci penting. Tidak semua hidangan perlu dicicipi dalam satu waktu. Pemilihan sumber protein yang lebih aman, seperti ayam tanpa kulit, tahu, tempe, atau ikan dengan kandungan purin lebih rendah dalam jumlah moderat, dapat membantu menekan risiko. Konsumsi alkohol dan minuman manis sebaiknya dibatasi, serta tetap menyempatkan aktivitas fisik ringan meskipun hanya berjalan santai.
Menikmati hidangan Natal dan Tahun Baru tidak berarti harus menghindari semua makanan favorit. Kuncinya terletak pada kebijaksanaan dalam memilih jenis makanan dan mengatur porsi. Sayur dan buah sebaiknya menjadi komponen utama di piring. Cara memasak yang lebih sehat, seperti merebus, mengukus, atau memanggang, dapat dipilih dibandingkan menggoreng. Penggunaan saus berbasis tomat atau kaldu rendah lemak lebih dianjurkan daripada saus krim atau keju berlebihan. Konsumsi jeroan, daging merah berlemak, serta seafood tinggi purin perlu dibatasi, sementara dessert dapat diganti dengan pilihan yang lebih ringan seperti buah segar atau yoghurt rendah lemak dalam porsi kecil.
Pengaturan porsi dan frekuensi makan memiliki pengaruh besar terhadap total asupan kalori harian. Makan berlebihan, terutama jika dilakukan berulang dalam waktu singkat, dapat memicu kenaikan berat badan, gangguan profil lipid, dan peningkatan asam urat. Strategi sederhana seperti menggunakan piring berukuran kecil, mengambil porsi sedikit terlebih dahulu, serta memberi jeda sebelum menambah makanan terbukti membantu mengontrol asupan tanpa mengurangi kenikmatan makan.
Selain pola makan, faktor lain yang sering diabaikan selama liburan adalah kualitas tidur, hidrasi, dan aktivitas fisik. Kurang tidur dan stres dapat memengaruhi hormon metabolik yang berperan dalam pengaturan rasa lapar dan penyimpanan lemak. Dehidrasi juga dapat memicu serangan asam urat. Aktivitas fisik ringan hingga sedang, seperti berjalan kaki bersama keluarga selama 10–15 menit setelah makan, dapat membantu meningkatkan metabolisme, memperbaiki profil kolesterol, dan menurunkan risiko kekambuhan asam urat.
Perayaan Natal dan Tahun Baru sejatinya adalah waktu untuk bersyukur, berbagi kebahagiaan, dan mempererat hubungan dengan keluarga. Menjaga kesehatan bukan berarti menghilangkan kenikmatan, melainkan menikmati segala sesuatu dengan lebih bijak dan seimbang. Dengan pengaturan porsi yang tepat, pemilihan makanan yang sehat, tetap aktif bergerak, cukup beristirahat, serta patuh pada pengobatan, masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman tanpa khawatir kolesterol dan asam urat meningkat.
Apabila memiliki riwayat penyakit metabolik atau mengalami keluhan selama masa liburan, masyarakat dianjurkan untuk tidak ragu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Oleh: dr. Uswatun Aortatika Khasanah, Sp.PD.
(Dosen Fakultas Kedokteran Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta)











Leave a Reply
Want to join the discussionFeel free to contribute!