Gebrakan besar tengah disiapkan Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. FIKes UNISA Yogyakarta berikhtiar membangun program studi baru, yakni Profesi Dietisien.
Sebagai langkah serius, FIKes UNISA Yogyakarta langsung mengumpulkan para ahli di dunia kesehatan dalam Focus Group Discussion (FGD) Penyempurnaan Kurikulum. Acara ini digelar di ruang sidang FIKes, gedung Siti Walidah, pada Selasa (04/11/25).
Profesi Dietisien
Sebanyak 26 peserta hadir, terdiri dari berbagai direktur rumah sakit yang notabene adalah pengguna lulusan serta perwakilan asosiasi profesi. Mereka didatangkan untuk menjaring masukan dari berbagai pihak, mulai dari praktisi, dosen, hingga alumni.
Dekan FIKes UNISA Yogyakarta, Dr. Dewi Rokhanawati, S.SiT., MPH, dalam sambutanya berterus terang mengakui pentingnya masukan dari para pakar eksternal ini. Menurutnya, FGD ini merupakan bagian dari ikhtiar serius untuk melahirkan program profesi yang berkualitas.
“Ini adalah salah satu rangkaian ikhtiar FIKes UNISA mendirikan program studi Profesi Dietisien,” ujar Dewi.
Ia secara terbuka meminta para direktur RS dan asosiasi profesi untuk memberikan masukan draf yang ada demi kesempurnaan.
“Kami masih memerlukan masukan-masukan dari bapak dan ibu untuk menyempurnakan pendirian profesi dietisien ini, baik dari visi, misi, keunggulan, maupun struktur kurikulum,” tegasnya.
Langkah ini diambil UNISA Yogyakarta untuk memastikan bahwa lulusan Profesi Dietisien mereka nanti tidak hanya siap secara teori, tetapi benar-benar siap pakai dan relevan dengan kebutuhan industri kesehatan dan rumah sakit yang sangat dinamis.
Keterbatasan bukan menjadi penghalang untuk mengenyam pendidikan tinggi. Kondisi tersebut juga dialami mahasiswi Program Studi Gizi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Larastya Sasikirana Putri penerima beasiswa KIP.
“Kondisi ekonomi keluarga saya sebelum kuliah itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari saja dan juga untuk biaya sekolah saya dengan adik,” cerita Larastya, Selasa (4/11/2025).
Perempuan asal Kepulauan Bangka Belitung itu mengaku kondisi ekonomi keluarga yang serba terbatas membuatnya harus berpikir untuk kebutuhan pokok terlebih dahulu. Penghasilan orang tuanya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
“Dikeluarga saya pun hanya ayah saja yang bekerja, sedangkan ibu menjadi IRT (Ibu Rumah Tangga). Karena hal inilah biaya untuk kuliah saya belum bisa tercukupi, saya pun mengalami masa masa struggle dalam proses seleksi kuliah ini,” ungkap Larastya.
Kondisi ekonomi membuat Larastya sempat ingin menunda kuliah. Namun, semangatnya untuk bisa tetap berkuliah, membuka harapan baru. Ia pun mencoba mendaftar beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K). “Saya mendaftar beasiswa KIPK, karena saya perlu kuliah, tetapi berkuliah tanpa memberatkan orang tua, dalam hal pembiayaan,” tuturnya.
Beruntung bagi Larastya juga mendapat dukungan dari orang tua untuk tetap berkuliah. Kedua orang tuanya ingin melihat dirinya menyandang gelar sarjana kelak. Tidak hanya dari orang tua, lingkungan yang baik dari saudaranya, turut mendukung Larastya mengikuti beasiswa KIPK Unisa Yogyakarta.
“Memilih Unisa Yogyakarta sebagai tempat saya menuntut ilmu tentunya karena Kampusnya sudah terakreditasi Unggul. Memiliki program program studi, terutama di FIKes yang mayoritas sudah unggul juga, dan fasilitas yang super memadai serta menunjang relasi positif, baik di nasional maupun internasional,” kata Larastya.
Perjalanan Mendapat Beasiswa hingga Harapan Setelahnya
Jalan Larastya terbuka ketika ia mengetahui ada beasiswa KIP di Unisa Yogyakarta. Awalnya ia mengetahui dari platform sosial media dan kemudian mencari tahu lebih lanjut. Berbagai tahapan seleksi pun ia lalui.
“Setelah serangkaian proses seleksi dilewati menunggu beberapa minggu, tibalah saatnya pengumuman beasiswa. Menjadi babak penentuan untuk bisa berkuliah di tahun ini atau tidak.Seleksi di Unisa Yogyakarta transparan dan saya rasa untuk pembagian penerimanya juga tepat sasaran. Seperti saya, karena saya sangat membutuhkan beasiswa ini,” ungkapnya.
Beasiswa itu membawa perubahan besar bagi dirinya. Ia merasa lebih tenang, karena biaya kuliah dan kebutuhan belajar dasar sudah bisa terbantu dengan beasiswa KIP. “Hal ini membuat saya fokus pada akademik dan peningkatan rasa tanggung jawab dengan berprestasi secara maksimal di Unisa Yogyakarta,” ucap Larastya.
Menjadi penerima beasiswa membuat Larastya lebih giat dalam belajar dan megasah skill lain. Ia mencoba untuk mengikuti lomba, seminar, atau apapun yang dapat menunjang kewajibannya sebagai penerima beasiwa ini. “Saya juga sudah berencana untuk mengikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan Himpunan Mahasiswa,” kata dia.
Larastya memiliki rasa tanggung jawab dengan apa yang telah ia terima. Ia ingin mendapat prestasi akademik, menjaga keaktifan berorganisasi, dan ingin mencetak berbagai prestasi lain. Ia pun mengajak untuk penerima beasiswa lainnya untuk mensyukuri atas kesempatan yang diperoleh.
Ia juga mengajak memanfaatkan beasiswa untuk benar-benar menunjang pendidikan. Dirinya juga ingin berkontribusi mengharumkan nama Unisa Yogyakarta. “Untuk masyarakat juga tidak perlu ragu dengan beasiswa KIP Unisa ini, karena Unisa Yogyakarta memberi fasilitas beasiswa sesuai dengan kebutuhan kami dan beasiswa ini juga berpengaruh terhadap pemerataan akses pendidikan perguruan tinggi,” kata Larastya.
Meski perjalanannya untuk lulus masih panjang, namun perempuan yang saat ini menjalani semester I ini menaruh harapan saat lulus nanti. Baik dari segi pekerjaan, pendidikan selanjutnya, hingga finansial.
“Untuk dari pekerjaan, saya sangat amat berharap dapat mendapatkan posisi yang sesuai dengan passion saya sebagai ahli gizi dan bisa menebar ilmu-ilmu yang saya dapatkan selama berkuliah di Prodi Gizi ini ke masyarakat. Untuk pendidikan selanjutnya, saya berharap dapat melanjutkan pendidikan S2 dengan mendapatkan beasiswa juga. Untuk finansial, dapat memiliki finansial yang lebih agar bisa memenuhi apa yang orang tua, adik, dan saya mau,” tutup Larastya.
Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Wahyu Aditia Rawul (Angkatan 2022) berhasil terpilih sebagai delegasi Indonesia dalam ASEAN Youth Sustainability Forum (AYSF) 2025 yang diselenggarakan oleh ASEAN Youth Organization (AYO) di United Nations Conference Centre (UNCC), Bangkok, Thailand, pada 8–12 Oktober 2025.
Asean
Forum bergengsi ini mempertemukan para pemuda dari ASEAN, India, dan Bangladesh untuk berdiskusi dan berkolaborasi mengenai isu-isu strategis di kawasan, seperti pendidikan, teknologi, perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan.
Pada hari pertama, Wahyu bersama peserta lain berdiskusi dengan pembicara inspiratif dari Indonesia, Thailand, dan Singapura mengenai peran anak muda dalam menghadapi perubahan iklim serta bagaimana teknologi dan kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi solusi efisien dan berbiaya rendah untuk mendukung keberlanjutan kawasan.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi workshop di UNCC Bangkok, di mana para peserta belajar memetakan isu keberlanjutan dan merancang ekonomi sirkular dengan bimbingan para ahli. Puncaknya, setiap kelompok mempresentasikan proyek inovatif berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) yang menawarkan solusi nyata bagi tantangan di kawasan ASEAN.
Wahyu mengaku bangga bisa menjadi bagian dari forum internasional tersebut.
“Mengikuti AYSF adalah pengalaman berharga. Saya tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tapi juga belajar tentang pentingnya kolaborasi lintas negara untuk menciptakan masa depan Asia Tenggara yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Melalui keikutsertaan ini, Wahyu membawa semangat “Dikti Sains dan Teknologi Berdampak”, sekaligus menunjukkan bahwa mahasiswa UNISA Yogyakarta mampu berkontribusi nyata di tingkat global, membawa nilai-nilai ‘Aisyiyah yang unggul, berdaya, dan berdampak bagi dunia.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/11/asean.jpg705959adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-11-04 13:59:222025-12-01 14:20:01Mahasiswa UNISA Yogyakarta Wakili Indonesia dalam ASEAN Youth Sustainability Forum 2025 di Bangkok
Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menjadi magnet dan rujukan bagi perguruan tinggi di Indonesia. Kali ini, UNISA Yogyakarta menerima kunjungan dari Institut Kesehatan YARSI Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang melakukan studi banding pada Selasa (4/11/2025).
Rombongan tamu dari YARSI Mataram diterima langsung di Ruang Sidang Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes), Gedung Siti Walidah, UNISA Yogyakarta. Kehadiran mereka disambut hangat oleh Dekan FIKes UNISA Yogyakarta, Dr. Dewi Rokhanawati, S.SiT., M.PH.
Studi Banding
Dalam sambutannya, Dewi Rokhanawati memaparkan profil lengkap UNISA Yogyakarta, termasuk keunggulan fakultas dan program studi yang dimiliki. Ia menegaskan bahwa UNISA Yogyakarta selalu membuka ruang kolaborasi dan berbagi praktik baik antarperguruan tinggi.
“Silakan hari ini kita bisa saling berbagi untuk bersama-sama memberikan kemajuan bagi pendidikan tinggi di Indonesia,” ujar Dewi.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama Institut Kesehatan YARSI Mataram, Raden Ahmad Dedy Mardani, S.Kep., NERS., MNS., menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari UNISA Yogyakarta.
“Tujuan kami datang ke UNISA Yogyakarta adalah untuk menimba ilmu terkait tata kelola dan manajemen yang sudah berjalan dengan baik di kampus ini,” ungkap Dedy.
Ia juga mengakui kekagumannya terhadap kemajuan UNISA Yogyakarta yang dinilai telah berkembang pesat sebagai perguruan tinggi berbasis nilai keislaman, profesional, dan berdaya saing global.
“Melihat paparan yang disampaikan Bu Dekan tadi, kami merasa YARSI Mataram masih sangat jauh dari UNISA Yogyakarta. Namun kami berharap kunjungan ini bisa menjadi pembelajaran berharga untuk berkembang lebih baik,” tambahnya.
Dedy menjelaskan bahwa Institut Kesehatan YARSI Mataram saat ini masih dalam tahap pengembangan setelah bertransformasi dari sekolah tinggi (STIKES).
“Kami baru memiliki dua fakultas dan sembilan program studi,” tuturnya.
Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk mempererat kerja sama dan mempercepat peningkatan mutu pendidikan di kedua lembaga. Bagi YARSI Mataram, pengalaman dari UNISA Yogyakarta menjadi inspirasi untuk menerapkan tata kelola perguruan tinggi yang unggul dan berkelanjutan.
Cara lama konsultasi gizi yang kaku dan tatap muka tampaknya bakal segera usang. Menjawab tantangan zaman, Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggebrak dengan Studium General Gizi Masyarakat di gedung Siti Moendjijah, Kamis (30/10/25).
Gizi
Tema yang diusung pun tak main-main: “Digitalisasi Konseling dan Edukasi Gizi”. Ini adalah sinyal kuat bahwa calon ahli gizi masa depan wajib melek teknologi.
Dekan FIKes UNISA Yogyakarta, Dr. Dewi Rokhanawati, S.SiT., MPH, dalam sambutannya blak-blakan soal tujuan acara ini. Menurutnya, teknologi harus dimanfaatkan secara optimal dalam pelayanan gizi agar lebih efektif dan menjangkau lebih banyak orang.
“Melalui studium generale ini, diharapkan mahasiswa akan lebih memahami pentingnya peran mereka sebagai calon ahli gizi,” ujar Dewi.
Ia menegaskan, mahasiswa didorong untuk berkomitmen lebih dalam studi mereka serta “merencanakan langkah-langkah strategis untuk masa depan di saat perkuliahan dan di dunia kerja,” tambahnya.
Keseriusan acara ini terlihat dari antusiasme peserta. Sebanyak 273 peserta hadir secara hybrid (luring dan daring). Uniknya, tak hanya mahasiswa Gizi semester 5, acara ini juga dihadiri oleh mahasiswa dari prodi Anestesiologi.
Untuk membedah tuntas topik digitalisasi ini, UNISA Yogyakarta menggandeng dua narasumber kaliber internasional. Mereka adalah Muhammad Iqbal Basagili, S.Gz., MPH yang merupakan dosen Politeknik Negeri Jember, dan Dr. Mohd Ramadan Ab. Hamid dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia. Keduanya mengupas tuntas bagaimana aplikasi, media sosial, dan platform digital bisa menjadi senjata baru ahli gizi dalam memberikan konseling dan edukasi.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/11/gizi-scaled.jpg19202560adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-11-03 16:10:562025-12-01 14:29:40Konseling Gizi Cara Lama Bakal Ditinggal? UNISA Yogyakarta Gandeng Pakar Malaysia Bedah Tuntas Era Digital!