Pos

Gizi

Cara lama konsultasi gizi yang kaku dan tatap muka tampaknya bakal segera usang. Menjawab tantangan zaman, Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggebrak dengan Studium General Gizi Masyarakat di gedung Siti Moendjijah, Kamis (30/10/25).

Gizi

Tema yang diusung pun tak main-main: “Digitalisasi Konseling dan Edukasi Gizi”. Ini adalah sinyal kuat bahwa calon ahli gizi masa depan wajib melek teknologi.

Dekan FIKes UNISA Yogyakarta, Dr. Dewi Rokhanawati, S.SiT., MPH, dalam sambutannya blak-blakan soal tujuan acara ini. Menurutnya, teknologi harus dimanfaatkan secara optimal dalam pelayanan gizi agar lebih efektif dan menjangkau lebih banyak orang.

“Melalui studium generale ini, diharapkan mahasiswa akan lebih memahami pentingnya peran mereka sebagai calon ahli gizi,” ujar Dewi.

Ia menegaskan, mahasiswa didorong untuk berkomitmen lebih dalam studi mereka serta “merencanakan langkah-langkah strategis untuk masa depan di saat perkuliahan dan di dunia kerja,” tambahnya.

Keseriusan acara ini terlihat dari antusiasme peserta. Sebanyak 273 peserta hadir secara hybrid (luring dan daring). Uniknya, tak hanya mahasiswa Gizi semester 5, acara ini juga dihadiri oleh mahasiswa dari prodi Anestesiologi.

Untuk membedah tuntas topik digitalisasi ini, UNISA Yogyakarta menggandeng dua narasumber kaliber internasional. Mereka adalah Muhammad Iqbal Basagili, S.Gz., MPH yang merupakan dosen Politeknik Negeri Jember, dan Dr. Mohd Ramadan Ab. Hamid dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia. Keduanya mengupas tuntas bagaimana aplikasi, media sosial, dan platform digital bisa menjadi senjata baru ahli gizi dalam memberikan konseling dan edukasi.

Gizi

Suasana hangat kunjungan keluarga terasa di Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Adik mudanya, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Bandung, melakukan kunjungan studi banding intensif di ruang sidang gedung Siti Moendjijah, Kamis (30/10/25).

Gizi

Rombongan UNISA Bandung datang khusus untuk mengintip dan belajar lebih dalam mengenai seluk-beluk Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) UNISA Yogyakarta yang sudah lebih dulu mentereng.

Dr. Dewi Rokhanawati, S.SiT., M.PH, yang menyambut rombongan, mengaku sangat senang. Ia menyebut kunjungan ini jadi ajang silaturahmi sekaligus diskusi strategis. Salah satu topik hangat yang dibahas adalah peran penting prodi Gizi dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi sorotan nasional.

“Semoga kunjungan ini semakin mempererat hubungan antara UNISA Yogyakarta dengan UNISA Bandung, dan sinergitas semakin kuat,” tutur Dewi dalam sambutanya.

Sementara itu, Dekan FIKes UNISA Bandung, Dr. Ami Kamila, S.ST., M.Kes, blak-blakan soal alasan mengunjungi UNISA Yogyakarta. Ia berterima kasih atas sambutan dan dukungan penuh UNISA Yogyakarta untuk rencana pembukaan prodi Gizi baru di Bandung.

“Ini merupakan kunjungan ke-3 kami untuk pembelajaran. Sebelumnya kami juga melihat Magister Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat,” ungkap Kamila.

Ia menegaskan, prodi Gizi kini menjadi prioritas utama. “Saat ini peminat terbanyak ada di Program Studi Gizi, sehingga pembelajaran yang ingin kami lakukan sekarang banyak mengenai pembentukan Program Studi Gizi,” tegasnya.

Pertemuan dua saudara ini pun dilanjutkan dengan pemaparan mendalam tentang rahasia dapur Prodi Gizi UNISA Yogyakarta, yang diakhiri dengan sesi diskusi interaktif.

Profesi Gizi 1

Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sukses menggelar Studium Generale dengan tema “Perkembangan Profesi Gizi di Indonesia” di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta, Rabu (25/09).

Profesi Gizi

Acara yang dihadiri oleh 480 mahasiswa dari berbagai semester ini menghadirkan dua narasumber ahli, yaitu Adhi Priyo Pamungkas, S.Gz., laboran BRIN, dan Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., APD., Ph.D., seorang pengajar sekaligus peneliti gizi.

Dalam sambutannya, Agung Nugroho, A,MG., MPH, Ketua Prodi Gizi, menyoroti tantangan yang dihadapi oleh lulusan S1 Gizi. Salah satunya adalah terkait Surat Tanda Registrasi (STR) yang saat ini hanya dapat diperoleh melalui program profesi.

“Profesi gizi semakin berkembang pesat, namun tantangannya juga semakin kompleks. Kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan yang penuh peluang,” ujar Agung.

Senada dengan Agung, Wantonoro, S.Kep.,Ns. M.Kep.,Sp.KMB.,PhD., Wakil Dekan III FIKes UNISA Yogyakarta, menekankan pentingnya program profesi gizi.

“Pemerintah telah menjadikan gizi sebagai salah satu prioritas nasional. Oleh karena itu, kami di UNISA berkomitmen untuk segera mendirikan program profesi gizi,” ungkapnya.

Para narasumber memberikan paparan yang menarik mengenai perkembangan ahli gizi di Indonesia. Tony Arjuna menjelaskan peran penting ahli gizi dalam mengatasi berbagai masalah gizi di masyarakat. Sementara itu, Adhi Priyo Pamungkas menyoroti peluang kerja yang luas bagi lulusan gizi, baik di sektor pemerintah maupun swasta.

Memperingati Hari Gizi Nasional ke-57, Biro Humas dan Admisi Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mengadakan Edukasi Gizi “Higiene Sanitasi Makanan dan Pengolahan Makanan Sehat” dengan mengundang warga  sekitar Kampus Terpadu UNISA khususnya para pemilik warung makanan dan pengelola kantin UNISA, Rabu (1/2). Read more