Pos

Dunia Kerja

The Medical Laboratory Technology (TLM) Study Program of the Faculty of Health Sciences (FIKes) of Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta once again showed its commitment in producing quality graduates. This time, 170 TLM students from the class of 2021 participated in intensive training in preparation for Field Work Practices (PKL).

The activity that took place in the Baroroh Baried hall on Saturday (12/10) provided important briefings that are very relevant to the world of work.

The World of Work

The training included various crucial materials, such as Basic Life Support (BHD), Patient Safety, Infection Prevention and Control (PPI), and the use of Light Fire Extinguishers (APAR) guided by the Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) team. These materials are very important to be mastered by prospective laboratory health workers, given the importance of patient and laboratory staff safety.

In addition to technical training, students also attended a studium general with the theme “Service of Excellent and Professional Ethics”. The speakers provided an in-depth understanding of professional ethics and excellent service that must be possessed by a medical laboratory worker.

“The main purpose of this briefing is to equip students with knowledge and skills needed in the world of work,” said Dhiah Novalina, S.Si., M.Si as the Head of TLM Study Program.

“With sufficient provision, we hope that students can make the best contribution to society,” she added.

This training activity received a positive response from students. They feel very helpful with the material presented and hope to apply the knowledge gained during the PKL.

Tags: aisyiyah, banggamenjadiunisa, beunisa, mdmc, unisayogya

Kesiapsiagaan bencana 2

Pusat Studi Perempuan, Keluarga, dan Bencana (PSPK) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, bekerja sama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar Seminar Nasional yang bertema “Membentuk Kesiapsiagaan Bencana Melalui Pendidikan: Peran Guru, Perempuan, dan Keluarga.” Acara ini dihadiri oleh 300 peserta dari berbagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi, dan guru, yang diselenggarakan di Hall Baroroh Baried, Kamis (26/10).

Dalam sambutannya, Rektor UNISA Jogja Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. menekankan pentingnya peran perempuan dalam kesiapsiagaan bencana. Perempuan memiliki peran sentral dalam keluarga, seringkali menjadi korban dalam bencana, dan juga menjadi motor penggerak mitigasi dalam kesiapsiagaan bencana.

“Perempuan juga jadi motor penggerak mitigasi dalam kesiapsiagaan bencana, dan berperan sebagai guru,” ujar Warsiti.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, dr. H. Ahmad Faesol, Sp.Rad., M.Kes., MMR, mengharapkan bahwa seminar ini akan memberikan pencerahan kepada seluruh peserta tentang bagaimana bersikap sebagai masyarakat yang siaga terhadap bencana. Dengan meningkatnya kesadaran dan persiapan terhadap bencana, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dan risiko yang mungkin timbul saat terjadinya bencana.

Seminar nasional ini menampilkan empat narasumber yang ahli di bidang kesiapsiagaan bencana, yaitu H. Budi Setiawan, ST. (Ketua MDMC PP Muhammadiyah), Dr. Azizah Khoiriyati, S.Kep., Ns., M.Kep (Bidang Penanggulangan Bencana LLHPB ‘Aisyiyah DIY), dan Dr. Mamnuah, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.J (Ketua PSPKB UNISA Jogja). Mereka berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana peran guru, perempuan, dan keluarga dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana. Seminar Nasional ini menjadi wadah penting bagi 300 peserta yang hadir untuk memahami pentingnya kesiapsiagaan bencana melalui pendidikan, dan bagaimana peran perempuan, guru, dan keluarga dapat berkontribusi dalam upaya tersebut. Semoga hasil dari seminar ini dapat memberikan wawasan yang berharga dalam menjaga komunitas dan masyarakat kita agar lebih siap menghadapi ancaman bencana.

Simulasi 1

 

simulasi3

Jerit kencang pecah dari sekumpulan mahasiswi usai terdengar rentetan suara ledakan di lorong lantai 1 Laboratorium Fisioterapi, Gedung A, Kampus Terpadu UNISA. Mereka panik dan bingung karena situasi berubah mencekam. Korban luka banyak berjatuhan di sekitar lorong laboratorium Fisioterapi lantai 1.  Kepulan asap tebal memenuhi ruangan lantai 1 mengaburkan pandangan dan membuat sesak nafas.  Alarm kebakaran berbunyi tak kunjung berhenti.  Kejadian itu merupakan simulasi tanggap bencana kebakaran yang  dilakukan di Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Sabtu (3/12) lalu. Read more